Ketika kamu merasa kamu sedang terpuruk; kamu merasa bahwa dirimu payah, tidak berguna dan gagal, mungkin ada banyak orang juga yang berkata padamu bahwa kamu tidaklah payah, kamu sangatlah berguna dan kamu bukanlah seseorang yang gagal. Namun, apakah kata-kata yang disampaikan teman dan kerabat di sekitarmu benar-benar mengubah sudut pandangmu terhadap dirimu sendiri?
Selama bertahun-tahun saya menjalani profesi sebagai konselor, saya seringkali mendapati klien yang merasa dirinya tidak berguna memiliki teman, support system yang berulangkali mengatakan sebaliknya. Namun sayangnya, itu tidak begitu saja mengubah persepsinya terhadap dirinya sendiri.
Yang seringkali tidak diperhatikan oleh klien saya (dan mungkin juga kamu) adalah pemilihan kata untuk mendeskripsikan sesuatu. Ketika kita gagal mencapai sesuatu, kita sebenarnya punya banyak sekali kata-kata yang bisa menjelaskan kegagalan tersebut. Ada yang memilih untuk mengungkapkan kegagalan tersebut sebagai suatu kewajaran, ada juga yang memilih untuk mengungkapkannya sebagai sebuah kesempatan untuk belajar. Namun, ada juga yang memilih untuk mengungkapkannya sebagai sesuatu yang permanen dan tidak termaafkan.
Coba bayangkan, ada berapa puluh, berapa ratus, atau mungkin berapa ribu kejadian di mana kamu tidak mendapatkan apa yang kamu harapkan. Belum lagi jika dipadukan dengan seberapa banyak kita melakukan self-talk. Jadi tidaklah heran jika kita sulit untuk mengubah persepsi kita terhadap sesuatu.
Tidak berhenti sampai di situ. Apa yang kita percayai atau yakini terhadap diri sendiri, orang lain, lingkungan ataupun dunia ini pasti akan berpengaruh terhadap apa yang akan kamu temukan dan hadapi setiap harinya, atau bahkan seumur hidup kita. Ketika di lubuk hati terdalam, kamu masih merasa bahwa kamu adalah seorang yang gagal, maka tetap saja akan ada berbagai kejadian yang menempatkanmu pada posisi gagal tersebut.
Maka dari itu, pada kesempatan ini saya ingin mengajak teman-teman untuk membangun kebiasaan baru; yakni kebiasaan untuk menyampaikan sesuatu dalam bentuk yang lebih tenang dan juga penuh cinta kasih.
Ketika kita merasa dikecewakan oleh seseorang, cobalah untuk menggunakan kata-kata yang baik untuk mendeskripsikan kejadian tersebut. “Mungkin ini adalah kesempatan bagi saya untuk lebih jeli dalam menilai seseorang.”, atau dengan “Ia adalah satu di antara jutaan orang yang belum saya kenal sehingga tidak perlu merasa bahwa semua orang sama seperti dirinya”.
Nah sekarang coba deh ingat kembali kata-kata apa yang sering kamu ucapkan baik di dalam hati ataupun kepada orang lain yang benar-benar melambangkan bagaimana kamu memandang dirimu, orang lain atau kehidupan ini. Setelahnya coba susun dengan kata-kata baru yang lebih terbuka, yang lebih baik dan juga bijak dan biasakan dirimu untuk mengucapkannya agar perlahan-lahan kamu bisa keluar dari apa yang kamu percayai selama ini, yang selama ini membuatmu terperangkap.