Percaya gak percaya, orang menyebalkan pasti ada di mana saja. Dan sepiawai apapun kita menghindarinya, kita pasti akan bertemu lagi dengan orang yang sama atau yang serupa. Ketika kita resign untuk menghindari atasan yang menyebalkan, kemungkinan besar kita akan kembali bertemu dengan atasan serupa. Begitupula pada saat berpasangan; ketika kita berpisah dengan harapan mendapatkan pasangan yang tidak memiliki sifat yang sama dengan yang sebelumnya, kemungkinan besar kita malah akan dipertemukan dengan pasangan baru yang memiliki beberapa atau semua hal yang tidak kita sukai.
Di dalam hati, kita pasti bertanya-tanya; kenapa sih kita dipertemukan dengan orang-orang yang tidak menyenangkan? Padahal kita sudah sedemikian rupa menghindarinya. Tentu ada makna di balik pertemuan tersebut.
1. Ada Nilai yang Sama
Seringkali kita gak sadar bahwa ada nilai atau kepercayaan yang sama-sama dipegang kita dan orang yang menyebalkan tersebut. Contohnya saja, ketika kita membenci seseorang karena sering membicarakan kita di belakang, apakah kita tidak melakukannya? Sedikit banyak, kita pun melakukannya, apalagi pada saat kita sedang membicarakan orang yang menyebalkan tersebut di depan orang lain. Itu berarti kita juga sering membicarakan orang lain di belakangnya, bukan?
Suka tidak suka, biasanya kita memiliki nilai, kebiasaan, atau bahkan kepercayaan yang serupa dengan orang yang tidak kita sukai sehingga terjadi bentrok. Bayangkan, apa yang terjadi ketika kedua orang keras kepala berseteru? Tentu saja bertengkar dan saling benci. Bayangkan jika salah satu dari mereka tidak keras kepala, apakah akan terjadi pertengkaran?
2. Ada Masalah yang Belum Selesai
Ketika kita dihadapkan pada masalah, akan menjadi lebih mudah bagi kita untuk mundur dan menjauh. Terutama pada masalah-masalah di mana kita memiliki pintu keluar yang sifatnya instant. Misalnya, ketika kita tidak suka dengan atasan kita, tidaklah sulit untuk kita mencari kerja di tempat lain. Namun, apakah masalahnya selesai? Ya, untuk sementara waktu.
Dalam kehidupan, kita tumbuh dan berkembang melalui masalah-masalah. Kita belajar dari kesalahan dan mencoba untuk melakukan yang lebih baik agar kesalahan tidak terulang. Namun, apa jadinya jika kita kabur saat menjalankan ujian? Kita jadi tidak lulus dan mengulang kelas tersebut; akan muncul pola yang berulang di mana kita dihadapkan dengan berbagai hal yang belum kita selesaikan dalam hidup kita.
3. Ada Peran Penyembuh
Coba deh inget-inget, ada gak sih seseorang yang dulu kamu benci banget sampai akhirnya membentuk kamu yang saat ini; kamu yang lebih kuat, yang lebih bijak dan lain-lain? Atau mungkin adakah orang yang dulunya kamu anggap menyebalkan, namun sekarang kamu bisa berteman baik dengannya?
Setiap orang datang dalam kehidupan pasti memiliki perannya masing-masing. Bukan hanya dia yang menjalankan perannya untukmu, namun kamu juga memainkan peran untuknya. Begitupula juga saya sebagai konselor, memainkan peran untuk membantu kamu menyadari adanya pola yang berulang dan menjalankan step by step untuk melewatinya.
Coba deh perhatikan, apakah orang-orang menyebalkan tersebut datang terus menerus ke dalam kehidupanmu secara berulang? Jika ya, cobalah untuk melakukan refleksi; Apakah ada masalah atau isu yang begitu menganggu yang masih belum terselesaikan dalam hidup?
Orang bijak bersabda bahwa siapapun bisa menjadi guru dalam kehidupan kita. Jadi, tidak ada salahnya jika kita menjadikan orang-orang yang menyebalkan tersebut sebagai sebuah pembelajaran dalam hidup.