Seringkali kita tidak habis pikir mengapa kita menerima perlakukan jahat dari orang lain meski kita tidak melakukan kesalahan apa pun. Rasa-rasanya kita sudah cukup baik dengan banyak orang, tidak menyinggung perasaan mereka. Namun kenapa selalu ada saja orang-orang yang menyakiti kita. Bahkan mereka melakukannya dengan sadar.
Jika dipikir-pikir, apa iya juga itu semua karena karma? Masa sih kita pernah berbuat sejahat itu kepada orang lain? Seringkali kita merasa jadi tidak adil, sulit menerima dan juga malah jadi membenci balik orang yang menyakiti kita.
Terlepas dari kejadian itu karena karma atau bukan, ada sudut pandang lain yang ingin saya tawarkan. Masih ingat tentang artikel mekanisme pertahanan ego yang pernah saya tulis? Di sana saya pernah membahas mengenai displacement, di mana seseorang yang egonya terluka akan melakukan agresi kepada target pengganti yang tampak tidak berdaya. Terdengar familiar bukan?
Orang yang menyakiti kita adalah orang-orang yang juga sedang terluka. Lukanya bukan hanya belum kering, namun juga membuat bagian tubuh di sekitarnya bengkak. Maka dari itu, ketika ada saja hal kecil yang tidak sengaja bersinggungan dengannya, rasanya akan begitu sakit. Tidak heran orang-orang tersebut begitu sensitif dan mudah tersakiti.
Dengan memahami hal ini, maka kita bisa menjadi lebih bijak ketika berhadapan dengan orang-orang tersebut.
Bukan hanya mereka yang mempunyai luka. Kita pun juga memilikinya, besar ataupun kecil. Namun ketika kita memahami sudut pandang tersebut, kita menjadi sadar bahwa ketika kita terluka, ada baiknya jika kita segera mencari obat yang tepat untuk mengobatinya. Jika dibiarkan begitu saja, luka karena potongan kertas pun bisa membengkak dan membusuk nantinya.
“What’s broken can be mended. What hurts can be healed. And no matter how dark it gets, the sun is going to rise again” – Unknown
Lalu, bagaimana caranya untuk dapat menerobos siklus ini? Coba lakukan beberapa hal ini:
1. Coba Maafkan Orang yang Telah Menyakitimu
Ini memang bukan hal yang mudah. Namun kita perlu mengetahui bahwa kunci utnuk pemulihan adalah dengan memaafkan. Jika kita tidak bisa memaafkan hari ini, setidaknya milikilah intensi untuk memaafkan. Se-tragis atau se-traumatik apapun kejadian di masa lalu, kita sebaiknya meringankan beban kita dengan memaafkan. Karena dengan memaafkan, akan ada beban yang terangkat dari bahu sehingga memudahkan kita untuk berjalan.
Coba mulai untuk memahami apa yang sudah mempengaruhi tindakan dan karakter mereka. Bisa jadi mereka memiliki orangtua atau pasangan yang abusive sehingga mereka melakukan hal buruk kepada kita. Dengan begitu, kita akan memiliki pemahaman lain yang memungkinkan kita untuk lebih memaafkan.
2. Coba Pulihkan Dirimu Sendiri
Daripada menenggelamkan diri kita pada kemarahan dan kebencian, cobalah untuk fokus pada kesehatan emosi dan mental kita sendiri. Coba cek apa saja kerugian yang sudah terjadi karena kemarahan dan kekecewaan kita. Sadari apa saja tingkah laku yang terbawa ke dalam diri kita sendiri karena perasaan tersebut. Dari sana kita akan mengerti apa yang sebaiknya kita obati.
Jika terasa sangat sulit, minta bantuan profesional seperti saya untuk membantu proses pemulihan ini.
3. Cobalah untuk Tetap Positif
Mungkin ini terdengan klise di antara banyaknya keinginan untuk melepaskan amarah dan melampiaskan kebencian yang kita miliki. Namun, jika kita terus berlatih menggunakan kata-kata yang baik, berbicara dengan bahasa yang lebih halus dan menghormati orang lain, maka kita bukan hanya menjadi lebih baik, namun kita juga akan ‘menarik’ orang lain yang berlaku sama seperti kita.
4. Perhatikan Reaksi Diri Sendiri
Daripada memperhatikan apa yang orang lain lakukan kepada kita, lebih baik perhatikan bagaimana kita bereaksi. Apa yang kita rasakan, apa yang kita ingin lakukan ketika seseorang melakukan hal kurang baik kepada kita?
Dengan begitu, kita bisa menjadi semakin fokus dan juga mengenal diri kita sendiri. Bukan malah sibuk menghakimi orang lain dan menanamkan kebencian yang tak bekesudahan.
5. Sebarkan Semangat Ini
Ingatkan terus diri kita bahwa sekeras apapun kehidupan yang sudah kita jalani, segelap apapun masa lalu kita, kita selalu punya pilihan bagaimana kita memperlakukan orang lain. Dengan memiliki semangat ini, kita secara tidak langsung juga menyebarkan semangat untuk tidak menyakiti orang lain, tidak membalas dendam dan juga tidak meniru hal buruk yang mereka lakukan kepada kita. Berikan dan tunjukan langkah berbeda untuk membuat hasil yang berbeda.
“Our prime purpose in this life is to help others. Anda if you can’t help them, at least don’ hurt them” – Dalai Lama
Kita semua bisa mengubah rasa sakit menjadi pemulihan, bukan hanya untuk diri kita sendiri, namun juga orang-orang di sekitar kita. Kamu bisa menunjukan kepada orang yang menyakitimu bahwa memaafkan, pemahaman, cinta kasih dan belas kasih adalah mungkin untuk dilakukan meski kamu dalam kondisi tersakiti. Dan dengan melakukan ha tersebut, kita semua bisa mengubah dunia menjadi tempat yang lebih damai dan tidak saling menyakiti.