Di antara teman-teman, mungkin ada beberapa yang sudah pernah bertemu atau bahkan sering ngobrol bareng. Mungkin ada yang merasa bahwa saya orangnya baik, ramah, atau bahkan dianggap sebagai sosok yang selalu bisa tampil dan memberikan energi positif. Padahal sebenarnya tidak begitu juga. Amel yang kalian kenal adalah hasil dari Amel yang selalu ingin terlihat baik dan selalu berusaha untuk menampilkan versi terbaik dari diri sendiri.
Tak jarang saya juga kecewa dengan diri saya sendiri. Merasa kurang baik, kurang totalitas, segalanya serba kurang. Dan lama kelamaan saya pun sadar bahwa ini adalah shadow saya.
Mungkin ada yang bertanya-tanya, “lho, apa salahnya untuk berusaha menjadi orang yang baik?”. Tentu itu baik untuk pengembangan diri, namun jika terlalu berlebihan, tentu akan memberikan beban tersendiri.
Saat saya melakukan shadow work, saya merasakan berbagai layer emosi yang tampak dari keinginan untuk tampil menjadi seorang yang baik. Saya melihat ada keinginan untuk menjadi lebih baik, lebih unggul dari orang lain. Saya merasa diri saya tidak cukup baik sehingga harus melebihi orang lain untuk merasa lebih baik.
Tidak hanya sampai sana, shadow work juga memungkinkan kita untuk mencari akar kemunculan layer-layer emosi tersebut. Apakah karena trauma yang muncul karena tidak dinilai cukup baik, ataukah karena diabaikan dan tidak dihargai oleh orang terdekat?
Selama kita masih belum bisa berdamai denagn shadow yang ada pada diri kita, shadow akan muncul dalam bentuk proyeksi; mempertemukan kita dengan orang yang tidak kita suka. Yang mana secara sadar ataupun tidak sadar, apa yang tidak kita sukai dari dirinya adalah apa yang selama ini kita abaikan dari keseharian kita.
Rasa tidak suka tersebut adalah energi yang muncul sehingga jika tidak dikelola dengan baik maka proyeksi-proyeksi tersebut akan muncul terus menerus. Contohnya saja ketika kita punya kebencian yang tersendiri terhadap orang yang serakah. Kemungkinan besar kita sendiri memiliki sifat serakah tersebut. Bisa jadi sebenarnya kita menginginkan untuk memiliki segalanya. Hanya saja selama ini kita pendam, kita kubur dalam-dalam dan memilih untuk tidak berhadapan dengan sifat serakah tersebut.
Namun ketika kita sudah menerima dan berdamai dengan shadow tersebut kita jadi bisa memanfaatkan energi yang muncul menjadi hal lain yang merubah diri kita menjadi lebih baik. Jika kamu sebenarnya adalah orang yang insecure dan tidak percaya diri, energi yang muncul ketika kita sudah berdamai dengan shadow kita bisa dialihkan menjadi sesuatu yang justru membangun. Misalnya saja kita jadi selalu meluangkan waktu untuk belajar dan mengembangkan berbagai keahlian kita.
Apapun proyeksi yang muncul saat ini di depan kita, kita bisa menjadikan hal tersebut sebagai cermin untuk lebih memahami siapa diri kita sebenarnya. Tentu ini bukanlah hal yang mudah. Mungkin kita juga akan menghadapi berbagai rintangan berupa mekanisme pertahanan ego. Namun, dengan memulai langkah ini, maka kita akan dapat menjadi lebih mengenal diri kita sendiri dan semakin memilki kekuatan untuk mengubah kelemahan menjadi kekuatan kita.
“Until you make the unconscious conscious, it will direct your life and you will call it fate.” – Carl Jung