Tepat kemarin kita merayakan Hari Natal, hari kelahiran Yesus Kristus. Biasanya kita menjadi sangat senang karena Hari Natal sudah seperti aba-aba menjelang libur panjang. Bagi umat Kristiani sendiri biasanya merayakan Hari Natal dengan suka cita; bertukar kado, menghias pohon natal dan berkumpul bersama keluarga.
Yesus sendiri adalah salah satu Ascended Masters. Salah satu avatar dalam peradaban kita. Dan seseorang tidak perlu beragama Kristen untuk bisa mengenal, belajar, dan menerima kasih sayang dari Yesus. Terlepas dari hubungannya dengan agama manapun, Yesus adalah spirit yang penuh kasih dan penyembuhan.
Di balik kelap kelip cahaya dan suka cita menjelang libur panjang, sudahkah kita membuka hadiah dari Yesus? Memang bukan hadiah berwujud fisik yang saya maksud di sini dan hadiah ini bukan saja bisa dinikmati oleh umat Kristiani, namun juga teman-teman non Kristiani. Hadiahnya adalah berbagai ajaran kebaikan yang bersifat universal yang bisa kita jadikan teladan hidup kita.
Kebaikan #1: Bersabar
“You have heard that it was said, ‘An eye for an eye and a tooth for a tooth.’ But I say to you, offer no resistance to one who is evil. When someone strikes you on (your) right cheek, turn the other one to him as well.” — Matthew 5:38-39
“You have heard that it was said, ‘You shall love your neighbour and hate your enemy.’ But I say to you, love your enemies, and pray for those who persecute you, that you may be children of your heavenly Father, for he makes his sun rise on the bad and the good, and causes rain to fall on the just and the unjust. For if you love those who love you, what recompense will you have? Do not the tax collectors do the same? And if you greet your brothers only, what is unusual about that? Do not the pagans do the same?” — Matthew 5:44-47
Ketika kita berada posisi ditekan, sangatlah alamiah jika kita melakukan perlawanan atau secara tidak sadar, tekanan tersebut menggerakkan mekanisme pertahanan ego kita. Kita terbiasa hidup seperti ini sehingga sangat sulit untuk mengontrolnya.
Namun, ketika kita secara sadar memilih untuk mengelola batin kita, untuk dapat lebih bersabar dan berserah terhadap berbagai tekanan yang datang, kita akan merasakan perbedaannya. Konflik akan terminimalisir atau bahkan mungkin jadi tidak ada konflik.
Kebaikan #2: Berikan yang Lebih Baik
“If anyone wants to go to law with you over your tunic, hand him your cloak as well. Should anyone press you into service for one mile, go with him for two miles. Give to the one who asks of you, and do not turn your back on one who wants to borrow.” – Matthew 5:40-42
Lakukan yang lebih baik di berbagai aspek kehidupan kita; pada karir, bisnis, hubungan, pelayanan, dan berbagai hal lain yang kamu lakukan. Tidak perlu sempurna, namun selalu coba untuk memberikan versi terbaik dari dirimu, maka semesta pun akan memberikan supportnya untukmu dalam bentuk yang tidak terkira.
Kebaikan #3: Hentikan Penghakiman
“Stop judging, that you may not be judge. For as you judge, so will you be judged, and the measure with which you measure will be measured out to you.” – Matthew 7:1-2
Apa yang kita nilai dari orang lain merupakan cerminan dari bagaimana kita menilai diri kita sendiri. Ketika kita menilai seseorang dari penampilannya, maka kita juga akan menilai diri kita dari penampilan yang berarti kita memiliki kekhawatiran atau rasa tidak aman mengenai penampilan kita.
Jadi, waspadalah terhadap bagaimana kita menghakimi atau menilai orang lain; setiap kali kita melakukannya, coba sadari dan cross check kepada diri sendiri. Apakah kita juga serupa dengannya atau mengapa kita sangat memperhatikan baik orang dan penilaian tersebut?
Kebaikan #4: Jadilah Pemaaf
“If you forgive others their transgressions, your heavenly Father will forgive you. But if you do not forgive others, neither will your Father forgive your transgressions.” – Matthew 6:14-15
“Then Peter approaching asked him, ‘Lord, if my brother sins against me, how often must I forgive him? As many as seven times?’ Jesus answered, ‘I say to you, not seven times but seventy-seven times.” – Matthew 18:21-22
Maaf, pengampunan, merupakan hadiah paling berharga yang bisa kita berikan. Bukan hanya baik untuk orang yang pernah menyakiti kita, namun juga merupakan hadiah terbaik untuk diri kita sendiri. Selain terbebas dari beban berat bernama kebencian dan dendam, kita juga bisa lebih fokus untuk terus mengembangkan kebaikan pada diri kita.
Kebaikan #5: Selalu Sempatkan Diri untuk Saat Tenang
“When Jesus heard of John’s execution, he withdrew in a boat to a deserted place by himself.” – Matthew 14:12
“After the feeding of the multitude and dismissing the crowd, he went up on the mountain by himself to pray. When it was evening he was there alone.” – Matthew 14:23
Bahkan dalam ajaran Kristen pun, umatnya diimbau untuk menyempatkan diri duduk diam di tempat yang tenang. Tentu saja saat itu boleh digunakan untuk berintrospeksi ataupun sekedar menenangkan diri. Saya rasa, di ajaran agama dan kepercayaan lain pun, ada imbauan yang serupa. Tak lain tak bukan agar kita bisa semakin berkembang.
Saya cukup yakin kelima kebaikan ini tentu saja diajarkan juga di kepercayaan lainnya. Sehingga tidak ada salahnya jika di momen liburan panjang ini kita merenungi kebaikan Yesus Kristus dan coba mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Selamat berlibur, dan selamat berefleksi!