Di berbagai kesempatan, mungkin bukan hanya saya yang menemukan angka 108 secara tidak disengaja. Pada kelas yoga, ada beberapa event di mana para pesertanya diminta menjalankan 108 sun salutation. Sedangkan pada kalung rosario juga terdapat 108 beads. Tidak berhenti sampai di sana, jarak antara Matahari, Bumi dan Bulan adalah 108 kali dari masing-masing diameter mereka. Sebenarnya apa sih arti dari 108? Apakah 108 menyimpan informasi yang perlu kita ketahui?
Tidak hanya diaplikasikan pada kegiatan yoga dan agama Katholik, di ajaran Hindu pun terdapat 108 nama dewa-dewi. Tidak berhenti sampai di sana, penganut ajaran Buddha di Jepang setiap tahunnya membunyikan lonceng sebanyak 108 kali sebagai perlambangan penutupan tahun dan menyambut tahun yang baru.
Dari sisi astronomi, ada 12 konstelasi dan 9 segmen busur, di mana ketika 9 x 12, maka setara dengan 108. Sedangkan pada aspek pembangunan, sampai saat saat ini banyak kuil Budhhis yang membangun 108 anak tangga sebagai perlambangan yang dari tahap-tahap pencerahan. Bahkan diameter dari Stonehenge sendiri saja berjarak selebar 108 kaki.
Bisa kita dikatakan bahwa 108 adalah angka yang melambangkan penggenapan spiritual karena cakupannya tidak hanya berhenti di aspek spiritual; namun juga pada arsitektur, tata bintang, hingga menjadi suatu kultur pada tempat tertentu.
Seperti mantra “Om”, 108 memiliki esensi yang mampu menghubungkan kita pada keutuhan; Baik ketika digunakan untuk memandu sun salutation, menghitung jumlah mantra yang akan dilantunkan, atau bahkan membantu kita untuk menghitung langkah menuju kuil. 108 menjadi pengingat bagi kita akan ke-terhubung-an kita dengan semesta.
Namun pertanyaannya apakah kita bisa mengerti makna yang lebih dalam dari 108 selain daripada aplikasinya di dunia nyata? Bagaimana menurut pendapatmu sendiri; Apakah arti dari 108? Mungkin jawabannya bisa kita temukan ketika kita sudah memiliki hati dan cinta yang suci seperti apa yang dikatakan oleh Archimedes, “Matematika akan membuka rahasianya, hanya kepada yang mendekatinya dengan cinta yang suci.”