Siapa di sini yang rutin minum kopi atau teh di pagi hari sebelum beraktivitas? Biasanya kita melakukan hal tersebut untuk mendapatkan energi lebih di pagi hari, agar lebih fokus, atau supaya “on”. Secara sains, banyak ilmuwan yang menjelaskan bagaimana kafein dalam kopi dan teh bermanfaat untuk memperbaiki mood dan juga meningkatkan fokus.
Namun bagaimana dengan interaksi dengan orang lain? Mengapa seringkali kita merasakan perasaan yang berbeda-beda ketika kita bersama orang yang berbeda? Pernah dong pastinya kita merasa jadi lebih bersemangat ketika bertemu dengan orang tertentu, dan malah menjadi lemas, frustrasi ketika bertemu dengan orang lainnya.. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Mengapa orang di sekitar kita bisa memberikan dampak seperti kopi atau teh yang kita minum?
“Everything in life is vibration” – Albert Einstein
Dari sudut pandang lain, setiap hal yang berada di dunia ini terbuat dari molekul yang memberikan vibrasi pada kecepatan berbeda; termasuk pohon, tubuh, batu, hewan, bahkan hingga pikiran dan perasaan kita. Vibrasi manusia sendiri terdiri dari tubuh fisik kita hingga bagaimana kita mengkomunikasikan apa yang dipikirkan.
Singkatnya, ada molekul yang vibrasinya lebih cepat, dan ada yang lebih lambat, sehingga ada kategori vibrasi tinggi dan rendah. Bayangkan sebuah benda yang bergetar, ketika ia bergetar lebih lambat, biasanya ada tekanan yang membuatnya menjadi berat. Berbeda jika benda tersebut bisa bergetar lebih cepat; berarti tidak ada tekanan yang berarti di sekitarnya sehingga ia bisa bergetar lebih cepat.
Itulah mengapa ketika kita berada di vibrasi yang rendah pasti kita merasa berat, gelap dan kebingungan. Sedangkan ketika kita berada di vibrasi yang tinggi, kita merasa lebih ringan, senang dan juga lebih santai. Tak heran jika hampir semua tradisi spiritual menunjukkan bagaimana cara untuk meraih vibrasi yang lebih tinggi. Hingga ada sebuah studi ilmiah yang dilakukan oleh Dr. David Hawkins yang merumuskan pengkategorian vibrasi berdasarkan perasaan seseorang. Pengkategorian tersebut menggunakan skala yang bernama Skala Kesadaran.
Meski mungkin sebelumnya membaca artikel ini kamu belum memiliki pemahaman mengenai vibrasi, namun saya yakin setiap orang pernah merasakannya. Memang seringkali proses mengenali vibrasi menjadi suatu hal yang intuitif. Saya bisa merasakan bagaimana vibrasi klien saya ketika ia memasuki ruangan konsultasi. Saya juga bisa merasakan apakah klien saya masih menjaga jarak, atau sudah mulai terbuka kepada saya dengan gestur kecil yang terlihat.
Maka dari itu tidaklah heran jika kita akan merasa begitu lelah ketika bertemu dengan orang yang memiliki vibrasi yang sangat berbeda dengan diri kita. Dan kecenderungannya kita akan merasa lebih nyaman untuk berkumpul bersama orang dengan vibrasi serupa dengan kita dibandingkan dengan orang yang memiliki vibrasi berbeda jauh dengan kita.
“As you think, you vibrate. As you vibrate, you attract” – Abraham Hicks
Nah, jika kamu ingin tahu bagaimana vibrasimu saat ini, coba cek siapa orang terdekatmu saat ini. Amati seperti apa mereka, bagaimana kondisi mental mereka, apa kebiasaan mereka, bagaimana mereka bereaksi terhadap sesuatu. Dengan mengamati orang di sekitarmu, maka kamu akan tahu bagaimana kondisimu saat ini.
Selamat mencoba!