Mengubah Ketakutan Menjadi Cinta Kasih

\\\"\\\"

Belakangan ini sedang marak berbagai pemberitaan dan juga cerita mengenai Virus Corona.  Ada yang memberitakan virus tersebut berasal dari makanan, ada yang bilang juga virus tersebut sengaja disebarkan. Yang mana yang benar? Kita semua belum mendapat faktanya. Namun banyak di antara kita yang begitu takut, begitu khawatir akan virus tersebut.

Tapi tahukah kamu bahwa kita seringkali takut pada hal yang tidak atau belum kita ketahui? Kita takut masuk ke dalam air ketika kita tidak bisa melihat dasar kolam, karena kita tidak tahu “seberapa dalam” kolam tersebut; apakah terlalu dalam atau tidak. Ada juga orang-orang yang takut pada hantu, padahal belum pernah ketemu dan selama ini hanya dengar dari cerita-cerita orang lain yang kita sendiri belum bisa memastikan faktanya.

\\\"\\\"

Pada sudut pandang lain, kejadian ini mengingatkan saya akan studi yang dijalankan Elisabeth Kubler-Ross, seorang psikiatri yang meneliti tentang kedukaan dan penyesalan yang akhirnya berkesimpulan bahwa 2 emosi utama yang bisa dirasakan manusia adalah ketakutan dan cinta. Ya, kita punya berbagai emosi lainnya seperti senang, terharu, sedih, marah, kecewa.. Tetapi, rasa takut dan cinta adalah akar dari berbagai emosi lainnya.

Dalam artikel-artikel sebelumnya, saya sudah banyak bercerita tentang apa itu cinta kasih. Dalam konteks ini pun sama, cinta adalah perasaan yang muncul tanpa syarat, begitu dalam dan dengan perhatian yang menyeluruh. Jadi tidak terbatas hanya cinta yang romantis, ya.. Cinta di sini juga dapat berkembang menjadi kepercayaan, belas kasih, kebahagiaan, penerimaan, rasa syukur dan lain-lain.

Berbeda dengan ketakutan. Ketakutan adalah perasaan yang muncul dari kepercayaan kita bahwa sesuatu atau seseorang akan menyebabkan luka, rasa sakit atau bahkan membahayakan kita. Jadi kita bisa bayangkan sendiri, perasaan seperti apa yang bisa berkembang dari rasa takut ini; mulai dari rasa marah, kecewa, sedih, rasa bersalah dan lain-lain.

Maka dari itu, saya bisa bisa simpulkan bahwa cinta dan rasa takut tidak bisa muncul bersamaan.

\\\"\\\"

Apa yang sering kita lihat, baca, tonton di media belakangan ini mengenai Virus Corona bisa disimpulkan penuh dengan emosi yang berdasarkan rasa takut. Kenapa? Karena mulai muncul berbagai rasa tidak percaya, pengucilan, kecurigaan, bahkan seringkali ketakutan berlebihan hingga pada barang-barang yang sebenarnya aman dari virus tersebut seperti HP dan produk elektronik lainnya.

Nah, bagaimana caranya agar kita bisa tetap tenang dan sadar dalam menghadapi berita-berita tersebut? Caranya adalah dengan melakukan sesuatu berdasarkan cinta kasih.

Langkah #1 Self-Talk

Coba tanyakan kepada diri sendiri, apa yang kita rasakan pada saat kita membaca berita yang berseliweran di sekitar kita? Apakah kita merasa takut dan khawatir? Dari mana perasaan tersebut muncul

Langkah #2 Membaca dengan Penuh Kesadaran

Ketika berita bermunculan di depan kita, salah satu hal yang perlu kita lakukan adalah fokus. Coba kita kembali fokus kepada apa tujuan dari adanya sebuah berita. Berita bertujuan untuk memberikan kita kabar, update terbaru mengenai sebuah situasi sehingga kita paham duduk permasalahan yang sebenarnya.

Jadi jika berita tersebut menyebarkan info yang belum terbukti keabsahannya dan malah menimbulkan ketakutan serta kecurigaan yang tidak berdasar, ada baiknya kita berhenti membaca berita tersebut. Atau jika memungkinkan, pilih media yang sudah terbukti selama ini menyajikan info yang akurat dan memudahkan kita untuk mengambil langkah yang tepat untuk melakukan pencegahan.

Langkah #3 Jadilah Waspada, Bukan Takut

Ketika kita waspada, fokus kita adalah untuk menjaga diri kita, orang-orang di sekitar kita agar tetap sehat. Namun ketika kita takut, kita jadi mencurigai, selalu khawatir dan tidak tenang di manapun kita berada.

Selalu kelilingi diri dengan informasi yang faktual dan juga berbagai tindak pencegahan yang akurat sehingga kita tidak terjebak pada rasa takut yang tidak berdasar.

\\\"\\\"

Langkah #4 Bersyukur

Bersyukurlah karena saat ini kita sedang tidak ada di sana. Bersyukurlah karena semakin hari, semakin banyak korban yang pulih. Bersyukurlah bahwa kita masih memiliki sumber informasi yang terpercaya sehingga kita bisa melakukan tidak pencegahan yang sesuai.

Dengan bersyukur, kita akan semakin terlatih untuk fokus dengan hal positif yang ada di sekeliling kita dan tidak mudah terjerumus dengan berbagai pemberitaan yang menimbulkan rasa kekhawatiran berlebih.

Langkah #5 Kembangkan Empati

Ketika kamu mengembangkan empati, kamu menjadi lebih peka dan juga peduli terhadap nasib orang-orang yang terapar Virus Corona. Bukannya malah menjauhi dengan rasa jijik dan takut. Kita malah akan menjadi lebih berbelas kasih dan ikut serta mendorong orang-orang di sekitar kita untuk mendesak jalan keluar dari permasalahan ini sehingga seluruh orang terbebas dari Virus Corona.

\\\"\\\"

Kita seringkali takut dengan apa yang tidak kita ketahui. Dari ketakutan tersebut berkembang berbagai hal yang mungkin tidak kita sadari. Kita menjadi pemarah, penuh curiga, rasa tidak tenang yang membuat hubungan kita dengan orang-orang di sekitar menjadi renggang dan minim empati.

Apakah kamu mau untuk terus terjebak dalam emosi yang berdasarkan rasa takut tersebut?

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *