Ketika Yesus melihat orang banyak mengelilingi-Nya, Ia menyuruh mereka bertolak ke seberang. Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun mengikuti-Nya. Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, …tetapi Yesus tidur. Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: \\\”Tuhan, tolonglah, kita binasa.\\\” Ia berkata kepada mereka: \\\”Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?\\\” Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali. Dan heranlah orang-orang itu, katanya: \\\”Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?\\\” (Matius 8:18,23-27)
Beberapa hari yang lalu, di saat Paskah, saya jadi teringat cerita di atas. Cerita ini sama-sama kita bahas dalam kelas agama yang pernah saya ikuti sekitar sepuluh tahun yang lalu.
Waktu itu guru agama bertanya kepada kita semua, “Mengapa waktu itu Yesus bangun dan meredakan badai?”
Para peserta kelas menjawab dengan berbagai alasan,
“Karena Ia adalah anak Allah”.
“Karena Ia ingin menunjukkan kekuasaan-Nya”.
“Karena Yesus mampu melakukan mukjizat yang luar biasa”.
Kebanyakan jawaban berkisar pada pernyataan seperti ini.
Lalu kemudian sampailah kepada saya.
Dan saya menjawab, “Yesus meredakan badai karena Yesus mau menolong saja.”
Guru agama ini pun tersenyum dan saya tidak menyangka bahwa jawaban saya yang paling kedengaran sederhana justru dianggap paling sesuai – Yesus hanya mau menolong saja.
Semoga cerita ini bisa menjadi pengingat bahwa sejatinya kita menolong bukan karena kita hebat, lebih tinggi, dan butuh pengakuan. Kita menolong karena menolong adalah hal paling alami yang bisa kita lakukan. Dan pada akhirnya, tidak ada yang menolong, tidak ada bentuk pertolongan apapun, dan tidak ada yang ditolong – karena pada hakikatnya semua saling terhubung dan semua adalah satu.
Hari ini saya ingin mengajak kamu untuk melakukan sebuah kebaikan kecil – apapun itu. Boleh kamu lakukan kepada keluarga, teman, atau bahkan kepada orang yang sama sekali tidak kamu kenal. Dengan berlatih melakukan kebaikan kecil setiap harinya, kita membentuk kebiasaan baik dan menanam kebajikan. Coba ceritakan kepada saya: Apa kebaikan kecil yang kamu lakukan hari ini? Ceritakan pengalaman kamu di kolum komentar di bawah.
Nah, sekarang saatnya saya juga bagi-bagi hal baik kepada kamu! Kali ini saya mau memberikan voucher senilai Rp 50.000,- BAGI KAMU YANG SUBSCRIBE NEWSLETTER hari ini. Isi nama, alamat e-mail, pilihan bahasa dan negara kamu di akhir artikel dan otomatis kamu berhak mendapatkan potongan Rp 50.000,- untuk sesi Card Reading atau Intuitive Coaching bersama saya.
Bagi kamu yang sudah SUBSCRIBE alias pembaca setia blog ini, kamu tetap bisa mendapatkan voucher yang sama dengan cara mereferensi teman yang kamu tau akan senang mendapat kiriman artikel inspirasi dari saya.
PS: Voucher ini berlaku sampai 5 April 2016
Semoga kebaikan kecil ini bisa membantu kamu untuk menjalani hidup dengan lebih berbahagia, atau bahkan membantu temanmu juga. Terima kasih sudah membaca dan sampai jumpa!
Love and light,
Amelia adalah serang Quantum Healing Practitioner & Intuitive Coach. Misinya adalah membantu orang lain untuk menemukan siapa diri mereka sebenarnya, mengapa mereka ada di sini, dan bagaimana untuk menjadi diri mereka yang sejati. Ia melakukannya dengan berbagai cara, mulai dari quantum healing, card reading, chakra wisdom healing, meditasi, dan menyalurkan pesan dari Semesta lewat life coaching. Saat ini Amelia terus melakukan one-on-one terapi dan coaching, juga berbagai kelas offline dan online, workshop dan retreat. Ia secara rutin tetap berbagi ilmu gratis lewat langganan newsletter yang bisa diakses di ameliadevina.com. Amelia bisa dihubungi lewat email hello@ameliadevina.com, halaman facebook Amelia Devina, dan instagram/ twitter @ameliadevina777.