Beberapa minggu terakhir, kita sama-sama mendengar berbagai berita unik yang sangat sarat akan kebencian; mulai dari kampanye CELUP yang ditujukan untuk mempublikasikan kemesraan pasangan, viralnya berita kakak adik yang dikira pasangan gay, hingga ramainya pemberitaan mengenai pelakor (perebut lelaki orang) yang didatangi oleh anak dari sang lelaki.
Saat ini, kita dihadapkan dengan banyaknya aksi dan ujaran kebencian; baik di media sosial hingga di dunia nyata. Kebencian yang diutarakan begitu besar, dan saking besarnya, banyak orang yang tidak merasa segan untuk menyakiti orang lain yang tidak sepemikiran dan sependapat dengan mereka. Mereka tidak sungkan melakukan kekerasan untuk memaksakan pendapat mereka kepada orang lain atau bahkan menjalankan apa yang diinginkannya. Padahal apa yang dilakukan tidak akan membuatnya menjadi lebih baik dari orang lain.
“Membenci memang tidak baik, tapi tidak salah juga dong untuk membenci seseorang yang menyakiti kita?”
Hal tersebut wajar terjadi. Kita semua adalah manusia yang punya keterbatasan. Namun kewajaran ini bukanlah hal yang baik. Lagipula, bisa saja orang yang menyakiti kita bukan melakukannya dengan sengaja. Misalnya kamu secara tidak sengaja membuat rekan kerja dipecat karena kamu menceritakan kekurangannya dengan jujur kepada atasan ketika dimintai pendapat. Lalu rekan kerjamu sangat membencimu hingga menuliskan segala keburukanmu dan menyebarkan semua rahasiamu di sosial media.
Padahal saat itu adalah pengalaman pertama kamu dalam bekerja, kamu tidak mengerti apa yang sebaiknya diucapkan dan sebaiknya tidak diucapkan. Pastinya kamu sedih dan kecewa, bukan? Seakan-akan tidak ada pintu maaf dan pengertian yang diberikan padamu.
Pada beberapa artikel sebelumnya, saya pernah membahas mengenai alasan mengapa kita bisa membenci. Selain itu, saya juga pernah membagikan beberapa cara untuk mengatasi kebencian yang muncul di sekitar kita. Namun, pada kesempatan kali ini, saya akan membagikan cara untuk mengatasi kebencian dari dalam diri tahap demi tahap.
Tahap 1: Rasakan dan Amati darimana Timbulnya Rasa Benci Tersebut
Seringkali terasa sulit untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya kita benci dari seseorang. Apalagi jika kita harus menggali sumber rasa benci yang muncul. Dari artikel saya mengenai alasan mengapa orang membenci, bisa menjadi salah satu petunjuk untuk dapat mengenali dirimu sendiri.
Begitu sudah mengetahui darimana timbulnya rasa benci, coba rasakan dan amati. Perasaan tersebut bisa menjadi objek meidtasi juga sehingga dapat membantumu untuk mengamati perasaan benci tersebut secara terpisah.
Tahap 2: Cobalah untuk Menerimanya Sembari Menghela Nafas Panjang
Setelah mengetahui dan mengerti betul akar masalahnya, cobalah untuk menerimanya sedikit demi sedikit. Proses ini akan lebih baik jika dilakukan bersamaan dengan menarik nafas yang dalam dan menghela nafas lebih panjang.
Biasanya dengan menyadari pernapasan kita sendiri, maka kita bisa menjadi lebih sabar dan lebih menerima apa yang terjadi di hadapan kita.
Tahap 3: Memaklumi Semua Kesalahan yang Pernah Diperbuat
Tahap berikutnya yang bisa kamu coba adalah dengan memaklumi segala kesalahan atau perselisihan antara kamu dengan orang lain. Kamu bisa mulai dengan mencoba untuk mengenal mereka lebih jauh; siapa mereka? Apa yang mereka kerjakan? Bagaimana dan di lingkungan seperti apa ia bertumbuh?
Dengan mengenal mereka lebih jauh, kita akan semakin mudah untuk memaklumi segala kesalahan yang pernah orang lain perbuat; baik sengaja atau pun tidak disengaja. Selain itu, proses judgement yang seringkali kita lakukan pun bisa diminimalisir.
Coba lakukan 3 tahap ini secara rutin ketika rasa benci sulit untuk dibendung, atau bahkan ketika setiap kali kebencian muncul. Jika kamu melakukan hal ini secara rutin diiringi dengan meditasi dan terus fokus pada cinta kasih dan kebaikan, lama kelamaan kebencian bisa semakin jarang muncul bahkan mungkin tidak terasa mengganggu lagi.
Namun, jika kebencian tetap ada dan terus menerus mengganggumu dan juga berpotensi merusak hubunganmu dengan orang-orang di sekitarmu, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan profesional agar bisa mendapatkan pertolongan yang sesuai dengan masalah yang dihadapi.