Pada kesempatan ini, saya masih akan membahas topik seputar depresi yaitu cara memberikan perhatian kepada seseorang yang berada dalam kondisi depresi. Tahun lalu, WHO mengumumkan bahwa ada 300 juta orang yang mengalami kondisi depresi secara berulang dan angkanya telah naik lebih dari 18% sejak tahun 2005. Sedangkan di Indonesia sendiri tercatat bahwa ada sekitar 14 juta penduduk yang mengalami gangguan kejiwaan dan hanya 8% jumlah penderita depresi yang ditangani dengan layak. Apa yang salah dengan kita? Apakah kita memiliki andil dalam keterpurukan kondisi ini?
Berbagai hal bisa menjadi pemicu timbulnya depresi; mulai dari kondisi ekonomi, hubungan dengan orang yang dicintai, depresi pasca melahirkan, hingga kendala yang bersifat hormonal. Selain itu, berbagai stigma yang muncul di antara orang yang mengalami depresi; di mana mereka dianggap seseorang yang lemah, manja, malas dan sebagainya, benar-benar mempersulit keadaan mereka.
Kurangnya bantuan untuk menjaga kesehatan mental dan juga stigma terhadap depresi yang ada di sekitar kita membuat banyak orang yang mengalami depresi tidak mendapatkan penanganan yang dibutuhkan secara layak. Mungkin banyak di antara kita yang bukan berprofesi sebagai konselor, psikolog ataupun psikiater. Namun, kita tetap bisa merawat, memberikan perhatian dan bantuan kepada mereka, apalagi jika penderita depresi tersebut adalah orang yang kita sayangi.
Cara #1 Be There
Salah satu cara paling sederhana yang bisa kamu lakukan saat berhadapan dengan orang yang sedang mengalami depresi adalah dengan selalu ada untuknya. Tidak perlu banyak bicara ataupun melakukan sesuatu; duduk di sampingnya saja sudah cukup. Jika memungkinkan, kamu bisa memberikan sentuhan kecil seperti menepuk bahunya, atau memegang tangannya. Bisa juga dengan memberikan pernyataan hangat seperti, “Kamu berarti untukku”, “Beritahu saya apa yang bisa dilakukan untuk membantumu”, atau juga “Kita pasti akan menemukan cara untuk membuatmu merasa lebih baik.”
Cara #2 Berikan Perhatian Jarak Jauh
Tidak semua orang bisa merasa nyaman untuk duduk berdampingan dengan seseorang yang sedang depresi, atau bisa juga ia bukanlah seseorang yang berhubungan dekat denganmu. Namun, kamu bisa memberikan perhatian dari jauh seperti dengan mengirimkannya pesan, mengirimkan makanan atau barang yang disukainya. Hal tersebut akan membantu membuatnya ingat bahwa ada seseorang yang peduli dengannya.
Cara #3 Hindari Judgement dan Kritik
Ketika depresi datang menghampiri, seseorang tidak mampu untuk berpikir secara logis seperti yang biasa kita lakukan. Misalnya, ketika kita merasa stress dan sedih, mungkin kita akan bisa berpikir untuk mencari kegiatan lain untuk membangkitkan kembali mood. Namun sayangnya, orang yang sedang mengalami depresi sulit untuk melakukannya.
Yang perlu diingat adalah, mereka tidak dengan sengaja atau memilih secara sadar untuk masuk ke dalam fase tersebut. Jadi, sangatlah bijak untuk menghindari judgement dan kritik seperti, “Itu hanya ada di dalam kepalamu saja.”, atau seperti “Makanya kamu harus bangun dari tempat tidur supaya gak depresi terus.”.
Cara #4 Hindari Pendekatan Tough-Love
Banyak orang yang mengira bahwa keadaan depresif bisa diatasi dengan memberikan sedikit paksaan atau ultimatum kepada orang yang mengalami depresi. Misalnya seperti memaksanya untuk keluar rumah, atau bahkan mengabaikannya jika ia tidak menunjukkan perubahan. Hal-hal seperti ini tidaklah membantu; malah menyakitkan dan juga sama membahayakannya dengan mengabaikannya atau menyudutkannya.
Ketika kita memberikan ultimatum, tekanan dan mencoba memaksanya untuk melakukan berbagai hal, seseorang yang sedang mengalami depresi tersebut malah cenderung menjadi menghindar, semakin menutup diri, atau lari sehingga tidak mau bertemu dengan kita, orang-orang di sekitarnya atau bahkan dunia. Mereka juga bisa jadi berpikir bahwa tidak ada orang yang bisa mengerti dan mempercayai mereka. Jadi akan lebih baik jika kita memberikan apa yang mereka butuhkan daripada memaksa mereka untuk melakukan apa yang kita anggap baik dan benar.
Cara #5 Jangan Menyepelekan Pemicunya/Masalahnya
Kondisi depresi memang sulit untuk dimengerti banyak orang. Hal yang dianggap sebagian besar orang sebagai sesuatu yang kecil, sepele, dan tidak penting bisa menjadi pemicu depresi. Hindari kalimat yang terkesan menyepelekan masalahnya atau pemicunya seperti, “Ini tidak seberat apa yang saya alami dulu”, atau “Itu kan masalah kecil..”. Kalimat tersebut bisa menjadi justifikasi bagi orang tersebut; mereka akan merasa bahwa dirinya memanglah seseorang yang manja, lemah, dan tidak bermanfaat. Lebih parahnya lagi, hal tersebut bisa membawa mereka semakin down dan berniat untuk mengakhiri hidupnya.
Dengan mengerti bahwa setiap orang memiliki kemampuan, ketahanan yang berbeda dalam menghadapi suatu masalah dan juga memiliki pengalaman yang berbeda dalam hidupnya, kita bisa jadi lebih bertoleransi dan mengasihi setiap orang yang sedang mengalami depresi.
Cara #6 Hindari Memberikan Nasihat
Mungkin ini terdengar aneh bagi sebagian orang karena memberikan nasihat/solusi adalah hal yang lumrah dilakukan ketika menanggapi curhat. Namun sayangnya, nasihat/solusi yang ditawarkan malah memiliki kemungkinan membuatnya tersinggung, kecewa, atau menjadi semakin menjauh dari realita yang ada.
Tunjukkan kepedulianmu dengan cara bertanya kepadanya mengenai apa yang bisa kita lakukan untuk membuatnya merasa lebih baik? Atau dengan memberikan dukungan yang bersifat afirmatif seperti, “Kamu sudah cukup baik”, “Kamu sudah bermanfaat bagi banyak orang”, “Kamu sudah berjuang dengan keras”, dan sebagainya. Dengan begitu, mereka akan bisa lebih terbuka kepada kita dan kita menjadi lebih mudah untuk meringankan bebannya.
Cara #7 Tetaplah Sabar
Kesabaran adalah hal yang sangat penting dalam merawat dan memberikan perhatian kepada seseorang yang mengalami depresi. Sangatlah penting bagi kita untuk menjadi sabar dan untuk selalu hadir menemaninya selama masa depresinya dan mendukung upayanya untuk menjadi lebih baik; baik secara medis, konseling atau meski hanya sekedar curhat.
Selain itu, kita perlu mengerti bahwa penyembuhan butuh proses dan bisa saja akan menghabiskan waktu seumur hidupnya. Jadi, bukan berarti dengan minum obat, depresi akan hilang dan tidak akan pernah kembali lagi dalam hidupnya. Juga bukan dengan 1x konseling maka seseorang bisa sembuh dari keadaan depresi. Perlu kerjasama dari kedua belah pihak untuk memastikan faktor pendukung lainnya bisa tetap ada untuk membantu kesembuhannya.
Cara #8 Menerima dan Mencintai Apa Adanya
Seseorang yang sedang mengalami depresi butuh untuk dicintai dan merasakan bahwa dirinya berharga. Jika setiap orang yang berada di dekatnya bisa menerima dan mencintainya apa adanya, ini akan memberikan kekuatan dan keyakinan pada orang yang sedang mengalami depresi tersebut.
Penting juga bagi kita untuk tidak berkata atau bertindak seakan-akan mereka adalah orang yang sakit aneh. Karena depresi adalah kondisi mental yang wajar dan bisa terjadi kepada siapa saja. Kita semua tidak ada yang tahu kapan depresi datang menghampiri kita. Jadi sangatlah wajar bagi kita untuk menerimanya dan mencintai apa adanya. Dengan begitu, ia pun akan merasa bahwa dirinya sama dengan orang lain, tidak ada yang berbeda. Sehingga ia bisa bangkit perlahan dari kondisi depresi tersebut.
Menemani dan juga merawat orang yang mengalami depresi memang tidaklah mudah. Bagaikan berjalan di atas seutas tali; penuh dilema, dibutuhkan kepekaan dan juga kehati-hatian dalam setiap langkah yang dilakukan. Namun ingatlah, bahwa meski kamu hanya bisa melakukan 1 ataupun 2 cara dari apa yang saya bagikan di atas, itu bisa menjadi penolong dan hadiah yang paling bermanfaat bagi seseorang yang sedang mengalami depresi.
The greatest gift that you can give to others is the gift of unconditional love and acceptance.” – Brian Tracy
Bagaimana menurut kamu? Apakah kamu saat ini sedang berhadapan dengan seseorang yang mengalami depresi? Yuk share pengalamanmu di kolom komentar 🙂