Berbagai gejala yang dihadapi seseorang yang sedang mengalami depresi sangatlah sulit untuk ditanggung seorang diri; gangguan pada jam tidur, pola dan juga nafsu makan serta kondisi emosional yang tidak stabil. Setiap orang yang sedang depresi sangatlah membutuhkan bantuan orang-orang terdekatnya untuk dapat kembali berpikir secara rasional dan beraktivitas seperti biasa. Orang tua, pasangan, anak-cucu, saudara kandung, teman dekat bisa menjadi support system terbaik bagi seseorang yang mengalami depresi. Apakah kamu salah satu orang yang menjadi bagian dari support system tersebut?
Jika ya, maka saya ingin mengucapkan terima kasih. Terima kasih karena telah berbaik hati untuk menjaga dan menemani orang-orang yang sedang lemah jiwanya. Karena saya juga pernah berada di dalam ruang gelap bernama depresi tersebut, dan saya tahu persis bahwa sangat sulit untuk kembali seperti semula tanpa bantuan dan dukungan orang-orang di sekitar saya.
Di sisi lain, sebagai seorang praktisi, saya juga sadar betul bahwa menjadi bagian dari support system bukanlah tugas yang mudah. Sungguh menguras energi dan dibutuhkan kesabaran yang sangat tinggi. Maka dari itu, pada kesempatan kali ini saya ingin menjelaskan betapa pentingnya untuk melakukan self-care bagi teman-teman yang menjadi support system bagi orang yang sedang mengalami depresi:
Self Care #1: Menjauh Sejenak Ketika Terlalu Berat
Seseorang yang mengalami depresi mungkin saja curhat hal yang sama berulang-ulang, ada yang malah menghabiskan waktunya untuk tidur seharian, dan ada juga yang menangis terus menerus. Kondisi depresif membuat seseorang menjadi terpuruk, sulit untuk berpikir secara logis, bahkan jika kondisinya semakin memburuk, mungkin saja tendensi untuk mengakhiri hidup muncul.
Dan kondisi ini tidak hanya berlangsung selama 1-2 hari, bisa berminggu-minggu atau bahkan memasuki periode bulanan. Tidak heran jika para pihak yang menjadi support system merasa lelah atau ingin menarik diri ketika keadaan menjadi semakin buruk. Hal itu sangatlah wajar, dan bukan berarti kamu bersalah karena menarik diri.
Sama seperti kita yang menghadapi tekanan karena padatnya pekerjaan, pasti ada keinginan untuk menjauh dari pekerjaan sejenak, bukan? Meski hanya istirahat untuk makan siang ataupun sekedar menjauh dari meja kerja, hal ini sangat dibutuhkan untuk menjadi lebih tenang dan tidak hanyut dengan luapan emosi yang malah membuat keadaan menjadi semakin buruk. Jadi, jika memang kamu sudah merasa keadaannya terlalu berat untuk dihadapi, menjauhlah sejenak agar tetap tenang.
Self Care #2: Rileks atau Berlibur Sejenak
Segala keluhan, tangisan, amarah, berbagai luapan emosi atau bahkan keheningan yang diperlihatkan oleh seorang yang mengalami depresi pasti memberikan tekanan dalam diri setiap orang yang menjaga dan merawatnya.
Sehabis bekerja keras menjaga dan merawat seseorang yang berada dalam kondisi depresi, kita juga butuh untuk menjadi lebih rileks atau bahkan sedikit bersenang-senang untuk melepas ketegangan dan tekanan yang dirasakan selama ini. Entah dengan membeli makanan favorit, pergi ke tempat pijat, mandi air hangat, berolahraga atau bahkan mengambil liburan singkat selama 2-3 hari untuk refreshing. Lakukan sesuatu yang kamu sukai, anggap saja ini sebagai hadiah, ‘me time’ karena telah memberikan yang terbaik untuk merawat dan menjaga seseorang yang sedang dalam kondisi depresi. Biarkan dirimu re-charge dan kembali bersemangat sehingga bisa menularkan positive vibes ke orang di sekitarmu, terutama kepada orang yang sedang mengalami depresi.
Self Care #3: Minta Bantuan untuk Mendelegasikan atau Berbagi Tugas
Merawat dan menjaga seseorang yang sedang mengalami depresi merupakan tugas 24/7 yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang terdekatnya. Namun, tidaklah mungkin kita bisa melakukannya sendirian. Kita membutuhkan bantuan orang lain untuk berbagi tugas dengan kita.
Ketika kamu mendengarkan curhat, kamu sebaiknya bisa mendelegasikan pekerjaan lain seperti memasak, mencuci atau bahkan bergantian menjaganya dengan orang lain. Dengan begitu, tidak ada kebutuhan yang tidak terpenuhi dan tekanannya pun tidak hanya dibebankan kepada 1 orang saja.
Self Care #4: Menemui Teman-teman yang Suportif
Selama mendampingi seseorang yang mengalami depresi tak jarang di antara kita yang dihadapkan pada masa yang sangat melelahkan, bahkan sampai putus asa, merasa entah harus bagaimana lagi untuk membuat keadaannya menjadi lebih baik. Dan seringkali yang dibutuhkan adalah waktu dan kesabaran yang lebih panjang. Maka dari itu, dukungan dari orang-orang sekitar sangatlah dibutuhkan.
Cobalah atur waktu untuk bertemu dengan teman-temanmu yang suportif. Mereka bisa memberikan nasihat dan juga bisa menguatkanmu untuk terus melanjutkan niat baikmu untuk tetap dapat mendampingi, menemani dan juga menjaga orang yang kamu sayangi tersebut.
Self Care #5: Rutin Menjalankan Mindfulness Meditation
Terkadang sebagai seorang yang menjaga dan merawat, kita memiliki ekspektasi tertentu; berharap dengan bantuan yang kita berikan, keadaannya bisa membaik lebih cepat atau depresi tidak akan datang kembali. Dengan mindfulness meditation, kita jadi semakin sadar terhadap pikiran dan juga perasaan kita. Ketika kita sadar, kita bisa kembali mengarahkan perasaan dan pikiran kita ke arah yang lebih sehat. Tanpa memasang ekspektasi tertentu, melainkan berusaha memberikan yang terbaik dan di saat yang bersamaan, berserah terhadap apapun perkembangannya.
Selain itu, mindfulness meditation melatih kita untuk ikhlas membantu tanpa ada ekspektasi apapun. Karena mungkin ada kalanya mereka tidak bisa sepenuhnya bersyukur dan menghargai keberadaan kita. Jadi, tidak perlu juga mendapatkan ucapan \\\”thank you\\\” atau hadiah dalam bentuk apapun dari merawat ini. Lakukan saja dengan hati tulus dan ikhlas.
Mendampingi dan merawat orang yang sedang mengalami depresi adalah niat yang sangat baik. Namun, jangan sampai niat baik tersebut membuatmu lupa untuk memperhatikan dan memenuhi kebutuhan dirimu sendiri. Dirimu juga butuh untuk dirawat, dipenuhi kebutuhannya dan juga berhak untuk bahagia, apalagi jika kamu sedang merawat seseorang yang mengalami depresi. Karena jika kamu juga terluka, kelelahan, potensi untuk melukai orang lain juga bisa muncul dan tentu kita semua tidak menginginkannya, bukan?
Apakah kamu pernah merawat seseorang yang mengalami depresi? Apa yang kamu rasakan? Bentuk perhatian apa yang pernah kamu berikan? Dan bagaimana kamu menyeimbangkan antara kebutuhannya dengan kebutuhanmu? Yuk share pengalamanmu dengan memberi komentar di bawah ini 🙂