Tulisan ini akan menjadi post terakhir saya di tahun 2017, dan dengan ini saya ingin berterima kasih sebanyak-banyaknya kepada kamu yang telah membaca artikel ini tiap minggunya, mengirimkan saya email, menuliskan komentar, berbagi cerita, dan mendukung saya dengan ikut terinspirasi dan tergerak untuk melakukan banyak perjalanan ke dalam untuk inner self kalian sendiri. Saya benar-benar bangga dan berharap agar bisa terus menemani kamu di tahun depan nanti.
Mungkin kamu bisa menduga bahwa 2017 bukanlah tahun yang mudah untuk saya. Banyak perubahan yang terjadi dalam pekerjaan dan juga hidup saya secara general. Mungkin kamu juga merasakan hal yang sama. Namun, saat terburuk yang harus saya lewati adalah hari di mana saya kehilangan pasangan saya, Candie Willy, pada 16 November lalu, tepat satu bulan setelah hari ulang tahunnya. Ia adalah laki-laki dengan karakter, kualitas, dan nilai-nilai hidup yang baik. Ia begitu menarik, disukai banyak orang, dan ia memiliki banyak pencapaian luar biasa meski masih muda. Dan yang terpenting dari semuanya, ia mencintai saya dengan tulus; melampaui segala kelebihan dan kelemahan saya. Ia mencintai saya bahkan pada hari-hari di mana sulit bagi saya untuk mencintai diri sendiri. Ketika kebebasan adalah sesuatu yang begitu mahal harganya, di depan dia, saya bisa menjadi seseorang yang bebas apa adanya, sebebas-bebasnya. Ya, begitu baiknyalah dia. Sosok yang sangat langka.
Dan meski saya merasakan kehilangan yang begitu hebat, saya merasakan sendiri perubahan yang begitu besar dalam hidup saya, setiap harinya. Meski saya masih merasa sedih dan sakit, saya ingin membagikan tiga pelajaran penting yang saya pelajari selama beberapa waktu ini.
1. Hidup sangatlah berharga
Ya.. Semua orang memang tahu kalau hidup itu berharga. Namun, yang terpenting dalam hidup sebenarnya adalah hidup itu sendiri. Pecayalah. Di depan kematian, apapun yang kamu miliki, entah itu kekuasaan dan status, penghargaan dan pencapaian, bahkan pengetahuan dan kebijaksanaanmu, orang-orang yang kamu cintai dan teman-temanmu, semua hal kecil dalam kehidupan: makanan enak, wajah cantik, pakaian mahal, mobil mewah – mereka sudah tidak penting lagi.
Dan kemudian saya bertanya kepada diri saya sendiri, apalah arti dari semua pertengkaran yang ingin saya menangi? Apakah arti dari semua selisih paham, mencoba untuk membuatnya melihat dan mengikuti apa pendapat yang saya anggap benar? Apalah gunanya semua hal tersebut? Tidak ada. Di depan kematian, mereka tidak ada artinya sama sekali.
Jadi, fokuslah dengan apa yang sangat penting. Waktu. Kebersamaan. Cinta. Memberi dan menerima. Pertemanan. Pembelajaran. Pengembangan diri. Dan menghargai hadiah untuk hidup kehidupan itu sendiri. Dengan memberikan yang terbaik dan menjadi diri yang terbaik sepanjang sisa hidupmu. Jadi, please, berikan yang terbaik dalam hidup ini.
2. Hiduplah tanpa penyesalan
Salah satu hal tersulit bagi saya saat ini adalah untuk mengatasi semua penyesalan dan rasa bersalah yang saya rasakan. Seperti apa yang sudah kamu baca di atas, tanpa mengetahuinya, saya telah take for granted kehidupan ini, Candie, semua orang yang saya sayangi, bahkan semua kenyamanan hidup yang saya milliki begitu saja. Saya pikir mereka akan selalu ada untuk saya. Saya pikir mereka akan mengerti dan menerima saya terus menerus. Saya pikir hari esok akan selalu ada untuk saya.
Namun sayangnya, hari esok bukanlah jaminan. Di hadapan ketidakkekalan, dunia saya berputar 180 derajat dan kenyataan hidup menampar saya dengan keras. Banyak orang yang berkata, “Hiduplah seakan-akan tidak ada hari esok”. Memang terdengar klise, tapi hal tersebut benar adanya. Kamu tidak perlu melakukan kesalahan yang sama seperti saya untuk benar-benar menyadari hal ini dan menggunakan pemahamanmu ke dalam aksi nyata. Mulailah saat ini juga.
3. Menjadi utuh adalah mencintai dirimu seluruhnya
Menyadari bahwa ternyata selama ini saya melakukan begitu banyak kebodohan adalah sebuah penderitaan. Dalam meditasi dan kontemplasi siang dan malam, saya kemudian bertemu dengan berbagai wajah monster di dalam diri saya. Banyak dari kita yang mencoba untuk menolak keberadaan para monster tersebut, kita membenci dan mengutuk mereka. Namun sayangnya, monster-monster ini juga bagian dari diri kita. Tidak mungkin kita bisa hidup tanpa mereka, sebagaimana tidak ada kebahagiaan tanpa adanya kesedihan. Mereka membutuhkan satu sama lain.
Hanya mau mencintai sisi angelic kita hanya akan membuat kita menderita. Sebagaimanapun kita menolak dan membenci monster kemarahan, iri hati, egois dan banyak monster lainnya dalam diri, ini sama dengan kita yang menolak diri kita sebagai sesuatu yang utuh. Dan hal tersebut adalah asal mula dari penderitaan lain yang bisa kita temukan dalam diri kita dan juga terhadap satu sama lain. Untuk menjadi utuh, kita perlu mencintai diri sendiri seutuhnya.
Dimulai dari menerima berbagai bagian yang tidak nyaman dari diri; menerima semua monster ini dengan cinta dan kasih. Ini mungkin tidak mudah, namun sebenarnya, self-love dan kebahagiaan sejati berakar dari sini.
Seiring saya semakin mampu untuk mencerna berbagai pelajaran ini, saya berharap di kesempatan berikutnya saya bisa berbagi dengan kamu banyak hal lainnya mengenai bagaimana kematian memberi pelajaran penting kepada saya. Doa saya saat ini adalah semoga kamu bisa mengambil pelajaran dari cerita ini untuk dijalankan pada beberapa hari terakhir di tahun 2017, sambil berkontemplasi di dalam keheningan untuk menyambut babak baru di 2018. Saya sangat berharap kamu dapat belajar dari pengalaman saya dan melakukan yang terbaik.
Coba tanyakan kepada dirimu sendiri; hal apa yang sebenarnya bisa saya lakukan lebih baik di tahun 2017? Apa saja komitmen yang ingin saya jalankan untuk membuat diri saya lebih baik lagi tahun depan?
Sekali lagi, terima kasih sudah membaca. Terima kasih telah memberikan saya kesempatan untuk berjalan bersama dalam perjalanan ini. Saya sangat berbahagia karena bisa berbagi banyak hal tenntang kehidupan kepada kamu. Saya doakan agar kamu disertai ketenangan, kesehatan yang baik, hati yang gembira, jiwa yang penuh belas kasih, kebijaksanaan, dan pikiran yang sederhana.
Pada kesempatan ini, saya juga ingin menundang kamu untuk belajar mengubah racun menjadi obat, mengubah kemarahan menjadi cinta kasih, dan mengubah rasa sakit menjadi kebijaksanaan. Saya sangat mencintai kamu dan sampai jumpa di tahun 2018!
<3 Thank you for sharing, dear Amel. I'm grateful that our path crossed this year and I had the pleasure of getting to know you.
Dear Meta, the pleasure is mine! Thank you sooo much for your love and support!!