Hari ini kita akan bicara blak-blakan.
Ada kalanya di mana kita ingin menumpahkan semua perasaan, tapi kita tidak bisa bicara pada siapa-siapa. Sahabat, atau bahkan pasangan kita sendiri pun belum tentu bisa mengerti. Apalagi yang sifatnya rahasia atau terlalu pribadi untuk dibicarakan. Juga, tidak semua hal bisa kita ceritakan pada orangtua. Lalu dalam hati kita akan berkata, \\\”Tidak ada seorang pun di dunia ini yang mengerti perasaan saya.\\\” Sambil menangis, sedih sekali.
Apakah kamu pernah merasa seperti itu? Saya pernah (dan saya tidak malu mengakuinya).
Lalu kemudian, juga seperti kalian, saya akan berkata kepada diri sendiri, \\\”Seandainya saja saya bisa bicara pada malaikat! Atau pada Tuhan langsung! Kalian pasti bisa mengerti perasaan saya. Tapi bagaimana caranya dan bagaimana saya bisa mendengarkan jawaban dari kalian?\\\”
Pertanyaan ini sering saya tanyakan bertahun-tahun yang lalu. Saya tahu persis bagaimana perasaan itu. Karenanya, hari ini saya akan bercerita kepada kalian bagaimana caranya agar kita dapat melakukan percakapan langsung, bahkan mengobrol tiap hari, dengan Tuhan.
Bagaimana Ini Mungkin
Pertama, kita harus terlebih dulu paham bahwa Tuhan bersifat omnipresent, Ia ada di mana-mana, termasuk di dalam diri kita. Di kesejatian jiwa kita. Karena Allah \\\”meniupkan Roh-Nya\\\” ke dalam diri kita, maka Allah pun ada di dalam diri kita, dan sebenarnya kita adalah bagian dari Allah itu sendiri. Bagian dari diri kita yang memiliki sifat keTuhanan ini bisa disebut Jiwa/ Hakikat Sejati atau Kesadaran Tertinggi. Dalam Bahasa Inggris, ia sering disebut Higher Self, the Oversoul, atau Super-consciousness.
Kedua, kita harus percaya kalau memang kita bisa. Kita menerima hasil dari buah pikiran dan kepercayaan kita. Kalau belum apa-apa kita sudah menolak ide ini dan memutuskan tidak mau mencobanya, ya bisa dipastikan tidak akan ada hasil apa-apa yang bisa kita terima.
Ketiga, percakapan dengan Tuhan paling mudah diakses dalam salah satu dari dua kondisi ini: kita dalam keadaan tenang dan damai, dan kita dalam keadaan bahagia. Kenapa? Karena dalam frekuensi itulah Tuhan bekerja dan Tuhan hadir; karena Tuhan adalah cinta, kebahagiaan dan kedamaian itu sendiri.
Lalu, bagaimana caranya?
Caranya sangat mudah! Banyak hal ajaib di dunia ini terjadi dengan konsep dan cara yang sangat sederhana. Saking sederhananya, pikiran manusia yang menyukai kerumitan seringkali tidak percaya.
1. Caranya adalah dengan masuk ke dalam keadaan yang tenang, damai, dan bahagia.
Ketika batin kita tenang, kita dapat berpikir dan merasa dengan jernih. Kita tidak mudah terusik oleh apa yang terjadi di luar, atau apa yang dilakukan oleh orang-orang terhadap kita. Akan lebih mudah bila kita dapat memulai latihan ini dalam kondisi batin yang tenang dan bahagia. Buatlah dirimu merasa sesantai mungkin. Misalnya, duduk dalam posisi nyaman, mendengarkan musik lembut, berada di tengah alam, berada di dalam air yang mengalir, atau berada dekat dengan perairan. Apabila terbiasa meditasi, ini sangat dianjurkan.
2. Buatlah intensi khusus. Panggilah Tuhan yang ada di dalam dirimu, berbicaralah dengan dia yang ingin kamu ajak bicara.
Ini dapat dilakukan dengan berdoa atau secara khusus menghubungkan diri, berbicara dan meminta kepada Tuhan atau semesta. Apapun sebutan yang nyaman bagimu.
3. Sesudahnya, mulailah mengajukan pertanyaan dan biarkanlah jawabannya mengalir spontan melalui dirimu. Spontan, tanpa perlu dipikir sama sekali.
Secara mudah, ini dapat dikatakan: kita berbicara kepada diri kita sendiri. Tapi dalam kondisi di mana diri kita mengalami peningkatan tingkat kesadaran. Orang bijak sering berkata, jalan keluar itu dapat dicari di dalam. Jawaban dari semua pertanyaan itu adanya di dalam. Maka, mulailah berlatih berbicara kepada diri sendiri.
Bagaimana kalau saya sedang tidak dalam kondisi tenang, damai, dan bahagia?
Tidak masalah. Seringkali kita perlu berbicara pada Tuhan justru pada saat kita sedang bingung, sedih, dan marah. Kalau emosi sedang terlalu memuncak, kita memang sulit berpikir dengan jernih. Karenanya, bagaimanapun kondisinya, santailah dan tenangkanlah diri dulu sebentar. Setelahnya, baru kamu bisa memulai.
Tahu dari mana kalau apa yang dijawab dapat dipercaya?
Kalau jawaban kamu penuh dendam, ketakutan dan amarah, bisa dipastikan itu adalah luapan perasaan ego-mu sendiri. Kita tahu sifat Tuhan adalah Maha Pengasih, Maha Pemaaf, dan Maha Bijaksana. Jawaban yang datang dari sifat keTuhanan ini pun sifatnya sama. Biasanya kita akan dapat merasakan kelembutan dan perasaan kasih yang muncul dari jawaban kita sendiri. Dan tidak heran kalau kita malah kaget, kok bisa ya saya tadi mengucapkan kalimat sebijaksana itu?
Saatnya Mencoba!
Kamu tidak harus percaya. Tapi kamu bisa mencobanya sendiri. Tidak ada ruginya. Ketika saya ingin mengobrol dengan seseorang yang dapat saya percaya, saya mengobrol dengan Tuhan. Ketika saya bingung, sedih, kecewa, dan marah, saya mengobrol dengan Tuhan. Dan dapat dipastikan, saya merasa jauh lebih baik setelahnya! Mendapatkan pemahaman, jalan keluar, dan jawaban dari berbagai pertanyaan. Kamu pun bisa mengobrol dengan Tuhan, setiap harinya.
Kalau kamu sudah mencoba, silakan ceritakan pengalamanmu di sini. Apa yang kamu rasakan dan seperti apa percakapan yang terjadi?
Terima kasih banyak karena sudah membaca tulisan ini. Kita semua membutuhkan teman bagi satu sama lain, dan teman terbaik kita sebenarnya adalah diri kita sendiri. Bantulah temanmu dan bagikan ini kepada seluruh temanmu agar mereka juga bisa berkawan akrab dengan Tuhan yang sesungguhnya berada begitu dekat dengan mereka, berada di dalam mereka.
Selamat bercakap-cakap dan sampai jumpa!
Love and light,
Pst.. sebenarnya ide tulisan ini datang dari Mereka. Jadi, kalian sebaiknya dengarkan baik-baik dan segera praktekkan. Saya 100% yakin saat ini kalian sedang ditunggu. Matikan gadget, mulailah berbicara. Enjoy, have fun!
Selamat pagi Sj Amel,
Berbicara dengan diri sendiri sama seperti bicara dengan Tuhan yang ada di dalam diri kita. Bener bngt jie, saya sudah sering lakukan itu jie…
Kadang kalau lagi galau, ada yang bicara dari dalam diri saya – selama ini saya identikkan itu Hati Nurani.
Kalau pikiran lagi tenang dan positif, selalu ada yang bicara pada saya – selalu ingatkan saya tentang menghadapi masalah. Ada yang mengarahkan sebaiknya begini sebaiknya begitu – jangan begini dan begitu
Terima kasih Sj buat tulisannya – selalu ingat kan kita pada Kesadaran Tertinggi 🙂
Halo Sj Sari, wah bagus banget selama ini sudah sering praktek. Kalau gitu nanti usahakan semakin sering. Terutama kalau lagi ga ada orang yang denger, pakai suara aja ngomongnya. Dan biarkan kita tanya, lalu dijawab. Dan dijawab dengan spontan, biarin aja apa adanya keluar 🙂 persis seperti sesi Quantum Healing kita. Aku tunggu cerita selanjutnya lagi ya jie. Thank you juga sama-sama, my honour.
wahh pokoknya kadang jadi seperti kita ngomelin diri sendiri … seru dech jie wkwkwk asal hati galau jd lebih tenang dan bisa jernihkan pikiran kita … karena seperti yg pernah sj sarankan kalau kita harus kendalikan pikiran kita yang juga doa buat diri kita dan orang lain…
Haha.. Iya betul, kadang jadi seperti ngomelin diri sendiri ya. Great, aku ikut senang dengarnya. Karena sesi QHHT kita salah satu tujuannya juga untuk meningkatkan kesadaran dan menaikkan vibrasi. Jadi, kalau semakin dilatih, akan semakin bagus dan terhubung sama Higher Self. Betul banget Sj, apapun yang muncul di pikiran adalah doa untuk diri sendiri dan orang lain 🙂 *hug*