Setelah berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan bertahun-tahun kamu melewati berbagai masalah, tantangan dan juga tuntutan untuk tampil sempurna; sudahkah kamu sudah berkomunikasi dengan dirimu sendiri?
“Apa kabar? Apakah kamu baik-baik saja? Apa kamu mau istirahat sejenak?”
Kita semua sudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar kita sejak kecil, bahkan sedari kita masih dalam kandungan. Suara di sekitar kita, tingkat stress yang dialami ibu kita, hormon, nutrisi dan berbagai hal lainnya sudah mempengaruhi kita sebelum kita dilahirkan di dunia ini.
Setelahnya kita lahir, kita mendapatkan berbagai sentuhan, perawatan dan kasih sayang yang diberikan oleh orang tua yang nantinya akan memiliki pengaruh terhadap tumbuh kembang kita. Kita mungkin tidak dapat mengingat secara detail pengalaman tersebut, namun semuanya sudah tersimpan di dalam sub-conscious kita.
Berbagai hal tersebut membentuk siapa kita; bagaimana cara kita memandang diri kita sendiri, pola pikir, emosi dan berbagai hal penting lainnya. Jika diibaratkan, sub-conscious merupakan kolam dan di dalamnya terdapat anak-anak (inner child kita).
\\\”We have to listen to the child we once were, the child who still exists inside us. That child understands magic moments. We can stifle its cries, but we cannot silence its voice. The child we once were is still there.\\\” – Paulo Coelho
Terlepas dari banyaknya faktor lingkungan yang memberikan pengaruh terhadap inner child kita selagi masih di dalam kandungan, ada juga berbagai kejadian di luar kontrol kita yang juga dapat melukai inner child kita; bisa karena terjadinya kejadian traumatis pada masa lalu, dikhianati pasangan, ditinggal oleh orang tua atau pun kejadian menyakitkan lainnya.
Jika inner child kita dibiarkan dalam keadaan terluka terus menerus, maka kita bisa memiliki masalah yang juga sulit untuk diselesaikan. Misalnya saja, kita jadi mudah merasa takut, sulit untuk mempercayai orang lain, menjadi terlalu bergantung dengan orang lain, ketergantungan dengan obat, masalah pada pengendalian emosi dan berbagai hal lainnya.
Kapan pun kamu merasa minder, lemah, ingin menyakiti diri sendiri atau berbagai emosi negatif yang timbul dalam diri, kamu sebaiknya mulai mengambil jarak dengan orang lain agar bisa menjadi lebih tenang. Atau kamu juga bisa membaca artikel ini untuk mempelajari cara praktis ketika berhadapan dan berusaha menyembuhkan luka pada inner child. Selain itu, kamu juga bisa mengucapkan berbagai afirmasi sebagai salah satu cara efektif untuk berkomunikasi dan membuat inner child-mu menjadi lebih baik.
Dengan cara tersebut, kolam di mana tempat inner child kita berada bisa menjadi lebih bersih. Kita bisa berdamai dan berjalan bersama inner child kita. Tidak menutup kemungkinan juga kita bisa jadi menyadari kembali apa tujuan hidup kita sebenarnya. Bukan kah dengan begitu, hidup akan menjadi lebih indah?
Yuk ajak ngobrol inner child-mu sekarang!