Dari kecil saya suka naik ke atas atap rumah. Ada sesuatu yang berbeda saat kita berada di ketinggian. Dan kemudian memandang ke langit dan merasa luas, bebas. Sama seperti saya, saya rasa kamu pun juga pernah atau selalu punya pertanyaan yang sama: Sebenarnya ada kehidupan lainkah di luar sana? Apakah mungkin ada orang yang begitu mirip dengan kita yang hidup di bagian lain di dunia ini? Kenapa ya kadang-kadang kita bisa merasa bahwa ada kejadian yang sudah pernah kita alami sebelumnya (dejavu)?
Semua pembahasan mengenai alam kehidupan lain, dimensi lain, atau planet lain selalu menarik. Dan di artikel ini secara khusus saya ingin bercerita mengenai salah satu misteri terbesar kehidupan manusia – dejavu dan kaitannya dengan dunia paralel (parallel universe).
Kamu pernah mengalami dejavu? Atau malah sering mengalami dejavu? Saya senang mengibaratkan dejavu sebagai sebuah sapaan dari diri kita yang lain untuk diri yang sedang kita fokuskan di saat ini. Saya senang mengibaratkan dejavu sebagai sebuah sapaan dari Alam Semesta untuk kita agar kita mulai “terbangun dari tidur”, mencari, dan merasakan bahwa ada “hal lain di luar sana” yang perlu kita ketahui. Secara umum, dejavu dianggap sebagai sebuah perasaan familiar – kejadian yang sekarang sedang kita alami seakan-akan sudah pernah kita alami sebelumnya.
Atau memang jangan-jangan benaran sudah pernah terjadi…?
Atau malah… mungkinkah sedang terjadi di saat bersamaan?
Benar atau tidak, saya bukanlah orang yang bisa memvalidasinya. Artikel ini ditulis berdasarkan pendapat pribadi dan pengalaman personal setelah banyak membaca, berguru, bercakap-cakap, mengamati, dan merasa. Ini adalah sebuah wacana, silakan kamu rasakan dan putuskan sendiri apakah masuk akal atau tidak.
Dunia paralel adalah dunia yang dijalani oleh bagian dari jiwa kita yang lain, di tempat dan bahkan dimensi yang berbeda, yang bisa terjadi pada waktu bersamaan.
Lho, bagaimana maksudnya? Baik, kita bahas pelan-pelan ya.
Awalnya dunia paralel hanya dianggap sebuah imajinasi dalam cerita fiksi, tapi kini makin banyak teori yang dijadikan jembatan untuk menjelaskan dan mendukung keberadaan dunia paralel. Para ilmuwan fisika berada di barisan depan sebagai pihak yang mencoba menjelaskan kemungkinan keberadaan dari dunia paralel ini.
Ahli fisika Dr. Michio Koku menganalogikan keberadaan dunia paralel seperti adanya daerah di luar kolam bagi seekor ikan gurami yang tinggal dalam sebuah kolam. Ikan gurami tersebut tidak bisa melihat daerah luar kolam karena keterbatasan \\\’teknologi\\\’ yang dia miliki. Demikian juga, manusia belum bisa melihat alam semesta lainnya dengan alasan yang sama.
Meski ikan gurami tidak bisa melihat kehidupan lain di luar kolam, tapi dia bisa tahu ada kehidupan lain dari getaran yang dia rasakan melalui gelombang di permukaan air kolam akibat tetesan air hujan. Getaran yang dirasakan ikan gurami itu adalah gravitasi dan cahaya dari alam semesta lain yang sedang dijalani oleh bagian jiwa kita yang lain.
Dasar teori dunia paralel adalah ketidakterbatasan jagat raya yang memberikan kemungkinan adanya alam semesta lain. Saat ini diperkirakan ada 1011 galaksi di jagad raya. Jadi, bukan tidak mungkin jika selain di galaksi yang kita tinggali ada kehidupan yang juga sedang berlangsung. Para ahli fisika kuantum jelas-jelas menyatakan percaya bahwa tiap detik tercipta dunia paralel seseorang yang baru, yang berisi kemungkinan kejadian, termasuk kebalikan dari peristiwa yang kita alami di dunia nyata.
Misalnya di dunia nyata kita mengendarai mobil ke suatu tujuan. Di dunia paralel pertama, kita bisa saja berhasil sampai tujuan tapi kemudian mengalami kecelakaan kecil, di dunia paralel berikutnya bisa saja kita bahkan tidak tertolong karena sewaktu menghindari kecelakaan, kita banting setir ke arah sebaliknya dan ada mobil yang sedang melaju kencang ke arah kita.
Memang menakjubkan sekali kemungkinan adanya dunia paralel ini. Biasanya dunia paralel baru akan tercipta di saat kita membuat keputusan penting dalam hidup. Ketika kita perlu memilih satu di antara beberapa pilihan, diri kita akan memutuskan satu pilihan tersebut, dan lalu ada bagian dari diri kita yang akan mengambil pilihan yang lain dan melanjutkan hidupnya sesuai dengan pilihan yang ia ambil. Seringkali kita bertanya-tanya, “Bagaimana seandainya…?” Bagaimana seandainya saya tidak jadi menikah sama dia? Bagaimana seandainya saya tidak pindah ke luar kota? Nah, ajaibnya, pikiran kita yang bertanya-tanya itu ternyata bisa termanifestasi menjadi sebuah dunia paralel baru.
Di saat kita mengalami dejavu, ada kemungkinan bahwa kita sedang bersinggungan dengan diri kita yang lain di dunia paralel. Dia tidak melihat dan mengenali keberadaan kita, dan kita pun demikian. Tapi “percikan dan sapaan” kecil ini begitu indah dan membuat kita sadar bahwa Alam Semesta dan misterinya begitu luas, dan kita sebenarnya begitu kecil sekaligus begitu terhubung satu sama lain.
Lalu, kamu mungkin bertanya-tanya, buat apa ini semua? Kenapa bisa dan perlu terjadi dunia-dunia paralel ini?
Saya bisa menjawabnya seperti ini. Alam Raya sama sekali tidak terbatas, tidak ada sekat. Selalu penuh kemungkinan, selalu kreatif, selalu berkelimpahan. Demikianlah adanya. Jadi, kalau memang bisa tidak terbatas, kenapa perlu dibatasi? Dengan adanya dunia paralel, jiwa-jiwa kita yang suka belajar, kreatif, dan tukang menyerap ilmu bisa mendapatkan begitu banyak pengalaman, pengetahuan, dan pertumbuhan dalam waktu yang lebih cepat secara bersamaan, sekaligus. Sebegitu kerennya lah kita!
Jadi, apakah kamu punya pengalaman mengenai dunia paralel, yang terkait atau mungkin tidak, dengan dejavu? Apakah kamu punya pengalaman dejavu yang super menarik? Ada pertanyaan mengenai topik kita kali ini? Silakan bagikan pengalaman kamu pada kolom komentar di bawah ini.
Saya jadi teringat seseorang pernah bicara begini pada saya, “Aku yakin di kehidupan paralel, kita pasti sudah menikah.” Dan saya hanya tersenyum. Eitsss… saya bukan mau menceritakan pengalaman pribadi di sini haha…
Saya hanya mau bilang bahwa dengan mengenal konsep dunia paralel, barangkali kita mulai bisa menyibak tabir ilusi. Bahwa tidak ada yang benar-benar menjadi milik kita pada akhirnya. Apalah itu kepemilikan. Terhadap orang, benda, karya, nyawa, bahkan keyakinan sekalipun.
Kita sedang bermain-main, jadi bersenang-senanglah dengan sepenuh hati!
Terima kasih sudah membaca, dan kalau kamu rasa topik ini menarik untuk dipahami lebih banyak orang, bantu saya dengan klik share dan bagikan kepada seluruh temanmu. Terlepas dari benar atau salah, saya rasa sudah saatnya kita “bangun dari tidur panjang” dan mulai memperhatikan adanya berbagai kemungkinan ajaib dari kehidupan kita di Bumi ini.
Love and light,
Amelia adalah serang Quantum Healing Practitioner & Intuitive Coach. Misinya adalah membantu orang lain untuk menemukan siapa diri mereka sebenarnya, mengapa mereka ada di sini, dan bagaimana untuk menjadi diri mereka yang sejati. Ia melakukannya dengan berbagai cara, mulai dari quantum healing, card reading, chakra wisdom healing, meditasi, dan menyalurkan pesan dari Semesta lewat life coaching. Saat ini Amelia terus melakukan one-on-one terapi dan coaching, juga berbagai kelas offline dan online, workshop dan retreat. Ia secara rutin tetap berbagi ilmu gratis lewat langganan newsletter yang bisa diakses di ameliadevina.com. Amelia bisa dihubungi lewat email hello@ameliadevina.com, halaman facebook Amelia Devina, dan instagram/ twitter @ameliadevina777.