“Falling in love and having a relationship are two different things” – Keanu Reeves
Bagi sebagian orang, jatuh cinta adalah perkara mudah, namun tetap menjalankan hubungan atas dasar cinta bukanlah hal yang mudah. Setuju?
Sebuah studi yang dilakukan oleh University of North Carolina di tahun 2004 mengenai “pasangan yang relatif bahagia dan tidak tertekan” menunjukan bahwa pasangan yang mempraktekkan mindfulness melihat perbaikan pada “kebahagiaan hubungannya”. Sebagai tambahan, mereka merasakan kecenderungan yang lebih baik pada “tekanan pada hubungan, keberhasilan penanganan tekanan, dan keseluruhan tekanan.”
Kebanyakan dari kita mempelajari hal-hal yang berkaitan tentang cinta dan hubungan sedari dini; ketika kita masih benar-benar menggantungkan hidup kita kepada orangtua kita. Lalu, kebanyakan dari kita juga mendapatkan berbagai cerita cinta yang indah melalui buku, ataupun film yang beredar di pasaran. Di sanalah ide mengenai cinta dan hubungan yang kita ketahui selama ini dan apa yang kita dapatkan melalui cerita fiksi bertemu; kita berharap bahwa suatu saat nanti kita bisa memiliki kisah cinta yang sempurna seperti apa yang terjadi di film atau buku tersebut.
Jadi, tidaklah heran jika banyak pasangan yang mulai menghadapi konflik atau bahkan mengakhiri hubungannya ketika periode “honeymoon” berakhir. Kita lupa pada kenyataan bahwa cinta bukan hanya sekedar bersenang-senang atau bersama ketika keadaan di sekitar kita baik-baik saja. Ketika ternyata pasangan kita berubah menjadi seseorang yang tidak sesuai dengan harapan dan keinginan kita, kita larut dalam kekecewaan, kesedihan dan kemarahan. Kita lupa untuk menjadi mindful.
Padahal, dengan menjalankan hubungan yang mindful, hubungan kita dengan pasangan bisa menjadi lebih baik. Namun bagaimana caranya?
Cara #1 Perkuat Hubunganmu dengan Diri Sendiri
“Your relationship to yourself is and always will be directly reflected in all your relationships with others.” – Vironika Tugaleva
Pertama-tama coba tanyakan dirimu sendiri, apakah kamu berada di dalam hubungan ini karena kamu takut sendirian? Atau karena mengingatkanmu terhadap sosok-sosok yang kamu sayangi? Atau karena hal lainnya?
Cobalah tanyakan hal tersebut kepada dirimu sendiri sehingga kita bisa mengerti apa yang kita pikirkan, kebiasaan dan juga kecenderungan yang dimiliki. Dengan begitu kita bisa lebih mencintai, berbelas kasih pada setiap bagian dari diri kita.
Seseorang yang mindful akan menyadari ‘ketergantungannya’ terhadap pasangannya, namun mereka secara sadar mencoba untuk lepas dari pikiran-pikiran tidak sehat dan mencoba mencari kejernihan pikiran. Bukannya malah menuntut pasangannya untuk selalu ada, dan menemani kita terus menerus.
Cara #2 Ada Saat Ini
“If you love someone, the greatest gift you can give to them is your presence.” – Thich Nhat Hanh
Coba cek dirimu sendiri, apakah selama ini kamu selalu mengerjakan hal lain ketika pasanganmu menceritakan hari-harinya, atau ketika makan bersama pasanganmu? Apakah kamu selalu menatap layar gadget saat kamu sedang bersamanya?
Jika ya, berarti kamu selama ini absen dari setiap momen tersebut. Cobalah pikirkan kembali, apakah kita bisa membangun hubungan menjadi lebih dekat, dan lebih hangat jika kita terus menerus seperti itu? Biasakan dirimu untuk memberikan waktu khusus bersama pasanganmu di mana kamu tidak bersentuhan dengan gadget dan juga tidak diganggu dengan berbagai urusan lainnya.
Cara #3 Jadilah Pendengar yang Baik
“Most people do not listen with the intent to understand; they listen with the intent to reply.” – Stephen R. Covey
Di beberapa minggu yang lalu, saya pernah membahas mengenai pentingnya mendengarkan dengan penuh perhatian. Hal ini juga berlaku saat kita menjalani hubungan dengan pasangan kita. Kita tidak selalu harus menawarkan solusi kepada pasangan kita, cukup dengarkan saja apa yang pasangan kita alami, dan juga rasakan. Hanya dengan mendengarkan, kita sudah membantu meringankan beban pasangan kita.
Selain itu, mendengarkan pasangan kita juga bisa menjadi latihan yang sangat efektif untuk melatih cinta kasih. Ketika kita mendengarkan, kita membuka kesempatan diri kita untuk lebih mengerti dan mengenal pasangan kita. Bukankah akan lebih menyenangkan dan menguatkan jika kita bisa mengerti harapan, keinginan, ketakutan, tekanan yang sedang dihadapi satu sama lain?
Cara #4 Welas Kasih
Welas kasih adalah kemampuan kita untuk lebih dari menunjukan empati kepada orang lain namun juga menolong mereka dengan ikhlas untuk meringankan bebannya. Perasaan welas kasih lahir dari mendengarkan dan juga pengertian yang dikembangkan.
Ketika kita berhadapan dengan pasangan kita yang kelelahan setelah bekerja, mungkin moodnya akan kurang baik ketika bertemu dengan kita. Jika kita memiliki welas kasih, kita akan mengerti bahwa pasangan kita jugalah seorang manusia yang juga memiliki kekurangan dan juga bisa saja sedang mengalami masalah di tempat kerjanya.
Dengan memiliki welas kasih, kita dapat melihat pasangan kita dengan cara yang berbeda dan hal tersebut bisa mengubah pola hubungan kita menjadi lebih baik.
Cara #5 Segala Sesuatu Akan Berakhir
Banyak orang yang menanggap hal ini sebagai topik yang menyedihkan, padahal, dengan sudut pandang berbeda, kita bisa memandang hal ini sebagai hal yang membebaskan. Setiap kali kita dan pasangan kita sadar bahwa kita sama-sama memiliki waktu yang terbatas, kita akan mengurangi tekanan-tekanan yang tidak penting dalam hubungan.
Argumen dan debat-debat tidak penting pun akan berkurang sehingga kita bisa memberikan kebebasan satu sama lain untuk menjalani hari demi hari dengan penuh cinta dan rasa syukur.
Menjalani kehidupan dan juga hubungan yang mindful memungkinkan kita untuk selalu berada pada saat ini dan menghargai yang berada di sekitar kita; orang-orang terkasih, apa yang kita miliki dan keadaan yang sedang kita hadapi dengan tenang dan penuh welas kasih.
Apakah kamu pernah mencoba salah satu dari kelima cara ini? Jika pernah, bagaimana hasilnya? Apa saja pengaruhnya ke dalam hubunganmu? Yuk share pengalamanmu di kolom komentar!