Di Indonesia, kata “puasa” identik dengan agama Islam; berpuasa menahan lapar, haus dan emosi selama sebulan penuh di bulan suci Ramadhan. Padahal, arti kata puasa sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah menghindari makan, minum dan sebagainya dengan sengaja.
Puasa sendiri sudah dijalankan oleh banyak tokoh sebelumnya, salah satunya adalah Yesus. Setelah Yesus dibaptis, ia dibawa ke padang pasir dan bertahan di sana tanpa makan dan minum selama 40 hari. Dalam kisahnya, Yesus berpuasa untuk menunjukkan rasa cintanya kepada Tuhan. Ia digoda oleh setan untuk membatalkan puasanya, namun Yesus menolak dan tetap menjalankan puasanya.
Sedangkan bagi penganut agama Kristen sendiri, mereka menjalankan ritual puasa dalam bentuk puasa dari keinginan dunia dan daging (manusia) seperti yang sudah dituliskan dalam Alkitab; Puasanya bisa berbentuk puasa makan minum dan juga puasa dari rutinitas yang paling disukai. Misalnya puasa nonton TV, main komputer dan lain-lain.
Pada agama Buddha, bhikku yang menjalankan vinaya (peraturan bhikku) akan mulai berpuasa makan setelah siang hari. Mereka menjalankannya bukan hanya pada periode tertentu, namun setiap hari selama mereka masih menjadi bhikku. Hal ini ditujukan sebagai bentuk pelatihan diri bagi para bhikku dalam menjalani kehidupannya.
Di antara semua jenis puasa yang sudah dijelaskan sebelumnya, ada berbagai jenis puasa yang cukup unik; Misalnya puasa mutih dari tradisi Kejawen. Puasa mutih ini adalah berpuasa makan makanan selain nasi putih dan minuman selain minum air putih. Selain itu dalam tradisi Kejawen juga ada puasa patigeni (puasa makan, minum dan tidur), puasa ngrowot (puasa makan nasi, hanya boleh makan sayur dan buah-buahan) dan berbagai puasa lainnya. Puasa-puasa tersebut dijalankan pada waktu-waktu tertentu, seperti pasa weton, pasa wulan dan sebagainya.
Dari berbagai sejarah, latar belakang dan jenis puasa yang dijalankan pada agama dan kepercayaan tersebut, mereka semua menginginkan hal yang sama. Agar dapat menjadi semakin dekat dengan Tuhan, yang ada di dalam setiap diri kita; Dengan cara meningkatkan kualitas diri dan juga keteguhan hati agar tercipta kedamaian dalam hidup kita. Dengan begitu kita bisa mendengar suara Tuhan dengan lebih jelas dan merasa semakin dekat dengan-Nya.
Nah, dengan sekian manfaat, berbagai jenis dan juga periode puasa yang sudah dibagikan pada paragraf di atas, apakah kamu ingin mencoba untuk berpuasa? Tidak perlu khawatir, kamu bisa memulainya dengan jenis puasa yang sederhana; Seperti puasa mengkonsumsi daging, puasa menggunakan kemasan plastik sekali pakai atau mungkin juga puasa menggunakan smartphone. Berbagai jenis puasa tersebut tentu bisa membantu meningkatkan kualitas diri, menjadikan hati lebih tenang, lebih damai danmenjadi lebih dekat dengan Tuhan di setiap diri kita.
Selamat mencoba!