witnessday

Menata Hidup dengan Menata Perkataan

Banyak orang yang bilang, “Berhati-hatilah dengan kata-katamu, karena kata-kata merupakan doa” dan saya setuju dengan pernyataan ini. Dan jika mau dilengkapi, kata-kata apa yang kamu gunakan atau keluarkan bisa menjadi doa namun juga bisa menjadi kutukan untuk dirimu sendiri.

Karena apa yang kamu katakan berulang, itulah yang akan terekam kuat oleh otakmu. Ketika kamu berulang kali bilang “jangan boros”, kecenderungannya kamu akan menjadi semakin tergoda untuk menjadi boros karena keinginan kamu untuk belanja atau menghabiskan uang jadi lebih ter-high light.

Itulah mengapa ketika kita membenci “negativity”, kita cenderung menjadi sosok yang lebih negatif. Dan hal ini, tidak membantu kehidupan kita menjadi lebih baik.

Salah satu pendekatan yang saya sukai untuk menata hidup adalah melalui menata kata-kata yang kita gunakan dan yang ditujukan kepada diri kita sendiri. Dan hal ini sangat dekat dengan metode Acceptance Commitment Therapy atau yang dikenal dengan ACT.

ACT merupakan third wave dari Cognitive Behavioral Therapy (CBT), salah satu metode psikoterapi yang sampai hari ini populer digunakan untuk membantu kita dalam memproses emosi dengan lebih baik.

Bayangkan ketika kita sedang ingin mencoba hal baru. Kemungkinan besar akan ada timbul keraguan dalam diri kita, “Apakah saya bisa melakukannya?”. Namun dengan metode ACT, kita akan melatih diri untuk bisa tetap mencoba hal baru tersebut tanpa memendam, mengubur atau mengabaikan keraguan dalam diri kita.

Pada studi yang dijalankan oleh Cambridge University terkait metode ACT yang digunakan untuk menangani pasien dengan gangguan kecemasan umum, menyatakan bahwa adanya perubahan signifikan selama menjalani ACT.

Bukan hanya itu, alasan lain yang juga sangat relate dengan saya, hingga saya memutuskan untuk menjadi praktisi ACT adalah keenam elemen yang ada di dalamnya. Dan keenam elemen ini sangat sesuai dengan apa yang selama ini saya yakini, yaitu:

1. Being Present

Pada metode ACT, kita sangat diminta untuk being present. Apa yang sedang kita hadapi, rasakan dan pikirkan saat ini menjadi sangat penting pada ACT. Sehingga dari sanalah kita bisa mengenal diri kita tanpa penghakiman.

2. Acceptance

Elemen ini adalah saat di mana kita belajar untuk menerima apapun yang ada pada diri kita; Biak itu kelebihan ataupun kekurangan, kekuatan ataupun kelemahan, sehingga kita bisa lebih berserah dan lebih bisa memandang diri kita secara objektif.

3. Cognitive Defusion

Ini adalah teknik di mana kita akan diajak untuk mengubah reaksi kita terhadap pikiran dan perasaan yang muncul dari dalam diri kita, serta mengurangi ketergantungan/kebiasaan buruk/pandangan buruk kita terhadap sesuatu.

4. Self As Context

Pada elemen ini, kita akan diajak untuk memahami bahwa kita lebih dari sekedar pengalaman dan juga pikiran kita. Sehingga kita tidak mudah untuk hanyut dalam kepercayaan yang terbangun atas pengalaman-pengalaman kita.

5. Value

Di dalam hidup ini, kita pasti memiliki nilai-nilai yang kita pegang secara sadar atau tidak sadar. Melalui ACT, kita akan didukung untuk menjalani hidup sesuai dengan nilai-nilai hidup kita.

6. Commitment

Kita akan dibantu untuk tetap teguh dan disiplin menjaga komitmen kita selama menjalankan setiap latihan berdasarkan metode ACT ini.

Salah satu yang paling saya sukai dari metode ACT adalah karena melalui metode ini, kita dimungkinkan untuk menikmati kehidupan dan bersenang-senang tanpa harus menunggu hidup bahagia dan sempurna terlebih dahulu. Kita sangat dimungkinkan untuk mengeksplorasi dan memaksimalkan potensi yang ada pada diri kita.

Apakah kamu tertarik dengan metode ACT ini? Kasih tau saya di kolom komentar ya!

Share the love...Share on Facebook
Facebook
Share on Google+
Google+
Tweet about this on Twitter
Twitter