witnessday

Apakah Free Will Itu Ada?

Di luar sana banyak orang yang mengungkapkan bahwa “hidup adalah pilihan”, seakan-akan kita dihadapkan dengan jutaan pilihan dalam kehidupan ini. Seakan-akan kita bisa menemukan apa saja yang kita inginkan dalam hidup ini dengan mudah. Apakah iya semudah itu?

Ya, akan menjadi lebih mudah ketika hidup kita berlangsung secara menyenangkan. Namun ketika hidup terasa sulit, rasanya sulit juga untuk mengatakan bahwa memang diri kita sendiri yang memilih untuk hidup sulit. Membayangkan “kebahagiaan” masuk dalam daftar pilihan saja sudah hampir gak mungkin.

Setiap dari kita memiliki “garis kehidupan”, atau yang biasa sering orang bilang dengan “takdir”. Saya sendiri biasa menyebutnya dengan “blueprint”. Blueprint tersebut berisikan beberapa bagian dari diri kita di kehidupan lampau seperti trauma dari kehidupan sebelumnya, dan juga berupa mimpi, harapan dan juga kegagalan kita di masa kehidupan lampau.

Di kehidupan sebelumnya pun mungkin saja kita masih terikat dengan hubungan karma dengan teman, keluarga, pasangan dan juga musuh kita yang terbawa sampai saat ini. Belum lagi hubungan kita dengan para leluhur kita, bagaimana mereka menaruh harapan pada generasi berikutnya dan berbagai cita-cita lainnya.

Hal-hal yang berasal dari kehidupan lampau ini disimpan oleh unconscious self kita. Sesuai dengan namanya, unconscious self adalah diri kita yang tidak kita sadari, tidak kita ketahui. Unconscious self kita akan membatasi apa yang bisa kita lihat dan pilih.

Bayangkan saja ketika kamu dihadapkan ke berbagai jalan, unconsious self ini bagaikan jalan gelap di mana kita tidak bisa melihat apapun di dalamnya. Dan hal tersebut akan membuat kita akan berasumsi berdasarkan pengalaman-pengalaman lain yang kita sadari. Kita jadi khawatir, “Apakah ada sesuatu yang berbahaya di dalam sana? Apakah ada jalan keluar dari sana?”.

Kekhawatiran dan ketakutan inilah yang saat ini kita kenal dengan sebutan “mental block”.

Mental block bukan hanya hadir karena pengalaman kita di kehidupan kita sebelumnya, ia juga bisa hadir karena pengalaman kita pada kehidupan saat ini. Kejadian yang kurang menyenangkan pada hidup seperti kegagalan dalam bisnis, perceraian, trauma atau berbagai hal pahit lainnya akan menjadi mental block yang lagi-lagi menghalangi kita untuk melihat peluang dan pilihan lain dalam hidup.

Misalnya, jika beberapa tahun yang lalu kita pernah mengalami perceraian, kemungkinan besar kita akan menjadi sulit dalam memilih sosok pasangan hidup yang ideal atau bahkan malah menjadi dingin dan tidak percaya lagi dengan cinta meski mungkin ada banyak lawan jenis ideal yang ada di sekitar kita.

Mental block tersebut menutup mata kita dari berbagai kemungkinan yang ada. Dan yang lebih parahnya lagi, kita lakukan semua hal tersebut secara tidak sadar meski sebenarnya kita benar-benar menginginkan perubahan dalam kehidupan kita.

Jika kamu sering melakukan inner work seperti meditasi, kontemplasi, dan mindfulness living, mungkin kamu akan menyadari bahwa mental block dan segala ketidak-sadar-an kita akan membatasi kemampuan kita untuk melihat pilihan.

Dengan mengobati trauma, luka, mental block tersebut, maka satu per satu jalan yang terlihat gelap akan menjadi terang. Kamu pun bisa melihat dengan jelas apa yang menjadi tujuan dari masing-masing jalan tersebut dan memilih, mana yang sesuai keinginan kamu. Bahkan, dengan kesadaran tersebut, maka kita pun juga bisa memutuskan apakah kita mau dan berani untuk lepas dari belenggu tersebut dan merawat diri sendiri. Ini juga adalah bentuk dari free will.

Setelah membaca penjelasan saya di atas, apa yang bisa kamu simpulkan? Dan apakah saat ini kamu percaya dengan adanya free will? Silakan tuliskan pendapatmu di kolom komentar!

Share the love...Share on Facebook
Facebook
Share on Google+
Google+
Tweet about this on Twitter
Twitter